My Trip My Adventure


Special Moment
Mau sharing pengalaman tentang perjalanan ke Ranukumbolo. Okey here we go guys
Waktu sudah menunjukkan pukul O8.00 pagi waktunya bersiap” go go go KUMBOLO “ hari itu Udara pagi membangunkan ku untuk segera bersiap menuju perjalanan yang lumayan jauh . Telfon Uda dulu kali ya pastinya itu anak sukanya ngebo kalo sampek gag di bangunin pastinya kita telat nyampek kumbolonya , kring kring kring ,,, Akhirnya si Uda jemput Kerumah Dengan hanya modal nekat aja Berangkatlah kita dengan membawa tas punggung yang berat isinya perlengkapan naik gunung lah ya pastinya. Sebelum berangkat kata temen sih kita harus punya  surat keterangan sehat biar di bolein naik ke kumbolony. Dan sekitar 5 menit ya buatnya di Puskesmas Tanggul _ Jember. Selesai itu lansung Tancap Gasss... Kita lewat daerah senduro Lumajang perjalanan yang cukup melelahkan. Sesampai di daerah senduro kita Masuk daerah pegunungan Tengger daerah Senduro dan disana Melewati  Hutan yang cukup Panjang yang suasananya mencekam , menakutkan dan hiii serem lah ya Apalagi di Hutan Bambu yang cukup lebat dan jalannya yang sedikit parah selama berjam-jam kita berada di hutan yang penuh misteri itu hahahah Drama banget yak .. Emang bener sih serem Setelah hampir 3jam melewati hutan sampailah kita di pos 1 Ranupane . Karna kita tidak membawa perlengkapan buat naik gunung kita harus sewa Dulu di sana di deket Ranupane dan perlengkapan yang harus dan wajib dibawa saat naik gunung yaitu :
1.       Tenda
2.       Sleeping bag
3.       Jaket yang super tebel
4.       Makanan
5.       Minuman
6.       Sepatu gunung
7.       Sarung tangan
8.       Masker
9.       Kaca mata
1.   Senter jangan lupa.
1.   Dan pastinya Camera donk ga lupa buat selfie Dll
Selebih ya dipikirkan sendiri lah ya pokoknya yang penting2 aja dah di bawa oke .. biar ga berat bawanya entar.. dan yuk kita capcusss naik ke Gunung yeyy
Perjalanan pendakian dari Ranupani ke Ranukumbolo memakan waktu sekitar 4 jam. Jam 12.30 kita mulai Muncak  Membawa carrier yang berat sambil mendaki tentunya bukan hal yang mudah. selain itu kita juga harus sinkronisasi kecepatan dengan grup. Saya pribadi lebih milih berjalan cepat di awal agar tidak kehilangan momentum. takutnya mental+fisik drop duluan sebelum sampai tujuan.
Maklumlah saya cewek jadi jalannya pelan yah. Dan untungnya sih gue g manja . katanya sih kalo bawell di tinggal huhuhu ...:’( tapi ga mungkin lah ya,, selang beberapa kilo harus terhenti krna nafas yang sudah mulai ngos-ngosan tapi tetap semangat  demi Kumbolo,, Ayyee Beristirahatlah di Landengan Dowo walaupun bentar setelah itu melanjutkan lagi perjalanan itu , di jalan bertemu berbagai macam kalangan yang naik gunung , Semangat ayyye . Setelah sejam sebelum sampai kumbolo rasanya Udara itu mulai merasuk dinginnya Ampun dejh Tapi mata di manjakan oleh Indahnya Pesona KUMbolo wooooww,,, Airnya Hijau mamennt,, Jadi semua capek yang tadi kita lewati rasanya hilang seketika setelah melihat Indahnya Kumbolo yang mempesona Aww
Setelah sampai di Ranukumbolo sekitar maghrib Uda harus mendirikan tenda. cuacanya benar2 dingin waktu itu. dinginnya. Lebih cepat pasang tenda merupakan the best choice waktu itu.  (well walaupun malam itu tetep merasa kedingin banget sih). Malam itu oh Men begitu Indah Rasanya malam itu Ga bakalan Terlupakan , Bintang nya Awwuhh Amajing banget Malem DINgin berkabut dan tak akan ku sia-siakan malam itu. Sembari di temani Api unggun buat menghangatkan Tubuh menikmati Dinginnya malam itu yang cool banget.
hari ke 2
Setelah melewati malam yang penuh penderitaan *the weather is very cold as hell* akhirnya kami terbangun. hal yang paling menyenangkan pun tiba yaitu foto-foto selpi dulu lah ya.. . hingga menunaikan kewajiban seorang manusia yang tak bisa diganggu gugat *if u know what i mean*. Dan Pagi itu Bergegas meninggalkan Kumbolo dan keindahannya ,, GOOd Bye ,,,, and we  come back Agains
overall this moment is the best trip that i've ever done
akhirnya dalam hati saya berkata Sayonara Semeru. I'm very proud to have visited you

inilah gambar2 perjalanan kami





























Well ... Thenks yah ,, semoga Bermanfaat .. Ini pengalamanku ... mana pengalamanmu ????
Z <3   Y















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengenal Ekosistem

LAPORAN PRAKTIKUMPRAKTIKUMBIOLOGI DASAR“ MENGENAL EKOSISTEM ”




                    




                                          NAMA                  : JAHROTUL JANNAH
                                          NIM                       : 130210103009
                                          KELOMPOK       : 1                              





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013


I.JUDUL
Mengenal Ekosistem
II.TUJUAN
1.      Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem.

III. DASAR TEORI
Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara oraganisme dengan lingkungannya. Ekositem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri tas komponen abiotik dan komponen biotik ( Tim Dosen Pembina, 2012: 44 )... Lingkungan biotik, yaitu semua organisme yang terdapat di sekelilingnya. Lingkungan abiotik, yaitu faktor-faktor seperti iklim ( suhu, kelembaban, cahaya ), garam-garam yang larut dan medium tempat hidupnya ( tanah, air, udara ) ( Soemarwoto, 1980: 72 ).
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua akar kata Yunani ( oikos = rumah dan logos = ilmu ), sehingga secara harfiah bisa diartikan sebagai kajian organisme hidup dalam rumahnya ( Rusmendro, 2009: 45 ).
Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosistem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi antar semua komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup ( biotik ) dan komponen tak hidup ( abiotik ) ( Amiruddin, 1989: 78 )
1.      Komponen biotik
Manusia, hewan, dan tumbuhan termasuk komponen biotik yang terdapat dalam suatu ekosistem. Komponen abiotik dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a.       Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk makhluk hidup yang lain. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen. Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut autotrof ( Amiruddin, 1989: 78 ).
b.      Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung pada organisme lain dalam hal makanan. Semua konsumen disebut organisme heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Pemakan tumbuhan ( herbivora ), misalnya kambing, kelinci, dan kelinci,
2.      Pemakan daging ( karnivora ), misalnya harimau, burung elang,
3.      Pemakan tumbuhan dan daging ( omnivora ), misalnya orang utan ( Amiruddin,1989: 79 ).
c.       Pengurai ( Dekomposer )
Dekomposer berperan sebagai pengurai, yang menguraikan zat-zat organik ( dari bangkai ) menjadi zat-zat organik penyusunnya. Contohnya adalah jamur dan bakteri ( Amiruddin, 1989: 79 ).
2.      Komponen abiotik
a.       Cahaya matahari
Dalam berfotosintesis, tumbuhan hijau memerlukan adanya cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya matahari,tumbuhan hijautidak dapat melakukan fotosintesis secara maksimal. Dengan kata lain, cahaya matahari adalah sumber utama dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh hewan dan manusia sebagai sumber makanan ( Anshory, 1984: 99 ).
b.      Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen diperlukan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia dalam proses respirasi. Pada respirasi ikeluarkan gas karbondioksida. Karbondioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan oksigen ( Anshory, 1984: 99 ).
c.       Air
Untuk mempertahankan hidupnya, setiap mahkluk hidup memerlukan air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan makhlk hidup. Air jug diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, air diperlukan untuk tempat hidupnya ( Anshory, 1984: 99 ).
d.      Tanah
Tanah merupakan tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu tanah merupakan sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan ( Anshory, 1984: 99 ).
e.       Suhu
Terjadinya perubahan suhu dari panas ke dingin atau sebaliknya sangat berengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem karena perubahan suhu ini dapat mengakibatkan perubahan ikilim dan curah hujan ( Kamajaya, 1996: 87 ).
f.       Kelembaban daerah
Pada daerah lembab, lebih banyak tumbuhan yang memerlukan sedikit sinar matahari. Di daerah kering atau panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan seperti bakau dan pohon kelapa ( Kamajaya, 1996: 87 ).
Ekosistem dikatakan seimbang apabila komposisidiantara komponen-komponen tersebut dalam keadaan seimbang. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia ( Soemarwoto, 1980: 73 ).
1.      Perubahan ekosistem secara alami
Dapat terjadi karena adanya gangguan alam. Misalnya, gunung meletus dan perubahan musim.
2.      Perubahan ekosistem karena manusia
Misalnya penebangan hutan yang dilakukan oleh manusia.
Satuan-satuan hidup penyusun ekosistem, yaitu:
1.      Individu
Adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya, disebut jua makhluk hidup tunggal ( Anshory: 102 ).
2.      Populasi
Yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama ( sejenis ) dan menempati daerah tertentu ( Anshory, 1984: 102 ).
3.      Komunitas
Adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat pada daerah yang sama, misalnya halaman sekolah ( Anshory, 1984: 102 ).
4.      Biosfer
Adalah semua ekosistem yang berada di permukaan bumi ( Anshory, 1984: 102 ).
·         Macam-macam ekosistem
Menurut proses terbentuknya, yaitu
1.      Ekosistem alami
Adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia ( Amiruddin, 1989: 80 ).
2.      Ekosistem buatan
Adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia ( Amiruddin, 1989: 80 ).
Berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan ( hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan ) dan ekosistem perairan ( tawar, payau, asin ) ( Tim Dosen Pembina, 2012: 44 ).
1.      Ekosistem daratan ( teressial )
a.       Hutan huja tropis
Hutan hujan tropis terletak di daerah tropik dan subtropik.
Ciri-cirinya:
Ø  Curah hujan 220-225 cm per tahun.
Ø  Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda-beda tergantung letak geografisnya.
Ø  Tinggi pohon utama antara 20-40 cm, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung ( kanopi )
Ø  Variasi suhu dan kelembaban tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 ◦C.
Ø  Terdapat tumbuhan khas, yaitu liana ( rotan ), dan anggrek sebagai epifit ( Kamajaya, 1996: 88 ).
b.      Sabana
 Terdapat di wilayah dengan curah hujan sekitar 40-60 inchi per tahun, tetapi kelembaban dan suhu masih tergantung pada iklim dan musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia ( Kamajaya, 1996: 88 ).
c.       Padang rumput
Terdapat di daerah tropik ke daerah subtropik. Curah hujankurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas tinggi, dan drainase cepat. Tumbuhan terdiri atas tumbuhan terna dan rumput ( Kamajaya, 1996: 88 ).
d.      Gurun
Terdapat di daerah tropik yang berbatasandengan padang rumput. Ciri ekosisitem gurun adalah gersang, curah hujan rendah ( 25 cm per tahun ), perbedaan suhu siang dan malam sangat besar, tmbuhan semusimnya berukuran kecil, tumbuhan menahun dengan bentk seperti duri ( Kamajaya, 1996: 88 ).
e.       Hutan gugur
Terdapat di daerah beriklim sedang dengan 4 musim. Curah hujan merata sepanjang tahun, jenis pohon sedikit dan tidak terlalu rapat ( Kamajaya, 1996: 88 ).
f.       Tundra
Terdapat di belahan bumu bagaian utara di dalam lingkaran-lingkaran kutub dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Tumbuhannya mampu berdapatasi dengan keadaan yang dingin ( Kamajaya, 1996: 88 ).
g.      Taiga
Terdapat di belahan bumi bagian utara dan di pegunungan daerah tropik. Suhu di musim dingin rendah, tersusun atas satu spesies.
2.      Ekosistem perairan ( akuatik )
a.       Ekosistem air tawar
Ciri-cirinya :
Ø  Variasi tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Organisme yang hidup di air tawar biasanya tela beradaptasi ( Amiruddin, 1989: 84 ).
b.      Ekosistem air laut
Ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi, perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat daerah batas antara lapisan air panas dan air yang dingin yang disebut daerah termoklin( Amiruddin, 1989: 84 ).
c.       Ekosistem estuari
Adalah tempat bertemunya sungai dengan laut.
d.      Ekosistem pantai
e.       Ekosistem sungai
f.       Ekosistem laut dalam
g.      Ekosistem terumbu karang
Ketergantungan antar komponen abiotik dapat terjadi melalui:
1.      Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dalam rangkai makanan disebut tingkat trofi. Tingkat trofi pertama adalah produsen, kemudian tingkat trofi kedua adalah konsumen primer dan seterusnya. Setiap pertukara energi dan setiap tingkat trofi, sebagian energi akan hilang ( Kamajaya, 1996: 90 ).
2.      Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup ( Kamajaya,1996: 90 ).
3.      Piramida makanan adalah piramida yang menggambarka jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak ( Kamajaya, 1996: 91 ).
4.      Daur biogeokimia
Adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia ( Kamajaya,1996: 91 ).

























IV. Alat dan Bahan
Alat
a.       Pasak
b.      Tali rafia
c.       Kantong plastik
d.      Alat tulis
Bahan
a.       Ekosistem daratan ( daerah sekitar kampus )
V. Cara kerja











VI. Hasil Pengamatan
Jenis Komponen:
·         Komponen Abiotik
Ø  Plastik = 3 , prosentasenya 0,9 %
Ø  Tanah
Ø  Udara
Ø  Cahaya
Ø  Karet = 1, prosentasenya 0,3 %
Ø  Daun kering = 85, prosentasenya 25, 7 %
Ø  Batang kering = 10, prosentasenya 3 %

·         Komponen biotik
Ø  Belalang = 1, prosentasenya 0,5 %
Ø  Semut = 21, prosentasenya 10,8 %
Ø  Serangga coklat = 2, prosentasenya 1 %
Ø  Serangga hitam = 3, prosentasenya 1,5 %
Ø  Rumput A = 5, prosentasenya 2,6 %
Ø  Rumput B = 30, prosentasenya 15 %
Ø  Rumput C = 1, prosentasenya 0,5 %
Ø  Rumput D = 40, prosentasenya 20,5 %
Ø  Rumput E = 9, prosentasenya 4,6 %
Ø  Rumput F = 15, prosentasenya 7,7 %
Ø  Rumput G = 4, prosentasenya 2,05 %
Ø  Nyamuk = 1, prosentasenya 0,5 %
Ø  Ulat = 1, prosentasenya 0,5 %
Gambar Ekosistem yang dibuat, dengan kuadran 1 x 1 m2
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami mengamati ekosistem daratan, yaitu di sekitar dari daerah kampus. Ekosistem yang kami amati termasuk ke dalam ekosistem terbuka, karena terletak di lam terbuka. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain serta dengan benda tak hidup. Pada ekosistem yang kami amati melalui petak kuadran yang kami buat, yaitu 1 x 1 m2, kami menemukan komponen penyusun ekosistem, yaitu omponen botik dan komponen abiotik. Komponen biotik, meliputi belalang, semut, serangga coklat, serangga hitam, ulat, rumput A, rumput B, rumput C, rumput D, rumput E, rumput F, rumput G, dan nyamuk. Komponen abiotik, yaitu plastik, udara, tanah, daun kering, batang kering, dan biji kering.
Dari hasil pengamatan yang telah disebutkan, kita dapat mengetahui bahwa komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas komponen tak hidup, sedangkan biotik adalah komponen yang terdiri atas komponen makhluk hidup. Dari data diatas dapat dilihat ekosistem yang diamati merupakan ekosistem lengkap.
Pada lingkungan biotik terdapat belalang dengan prosentase 0,5 %, dilihat dari kedudukannya belalang merupakan konsumen tingkat I, semut dengan prosentase 10,8 %, dalam ekosistem semut berperan sebagai konsumen tingkat I, serangga coklat dengan prosentase 1 % yang berperan sebagai konsumen tingkat I, serangga hitam dengan prosentase 1,5 % yang berkedudukan sebagai konsumen tingkat I, ulat dengan prosentase 0,5 % yang berkedudukan sebagai konsumen tingakat I, nyamuk dengan proentase 0,5 % yang berperan sebagi konsumen. Rumput A dengan prosentase 2,6 %, rumput B dengan prosentase 15 %, rumput C dengan presentasi 0,5 %, rumput D dengan prosentase 20,5 %, rumput E dengan prosentase 4,6 %, rumput F dengan prosentase 7,7 %, rumput G dengan prosentase 2,05 % dan ke semua rumput itu berperan sebagai produsen. Dan dalam setiap ekosistem terdapat dekomposer ( pengurai), yaitu jamur atau bakteri.
Berdasarkan energi yang berlangsung, terjadi proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi dari produsen ke konsumen. Peristiwa ini disebut rantai makanan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh rantai makanan :
Rumput A, B, C, D, E, F, dan G                      Ulat                 Dekomposer
Rumput A, B, C, D, E, F, dan G                      belalang           Dekomposer
Rumput A, B, C, D, E, F, dan G                      semut               Dekomposer
Rumput A, B, C, D, E, F, dan G                      serangga            Dekomposer
Bedasarkan pada proses rantai makanan yang terjadi, maka dapat pula dibentuk jaring-jarinh makanan. Jaring-jarinh makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan dalam bentuk jaring-jaring yang saling berhubungan. Berdasarkan ekosistem yang kami amati, maka terbentuklah sebuah jaring-jaring makanan sebagai berikut :
  Dekomposer  Dekomposer  Dekomposer

                                    Belalang       ulat        semut
                                                           
                                    Rumput A, B, C, D, E, F, dan G
Dalam ekosistem yang diamati hanya ada konsumen tingkat pertama yaitu hewan-hewan kecil herbivora, itu dikarenakan dalam petak pengamatan tidak ditemukan adanya konsumen tingkat tinggi, misalnya karnivora.
Jaring-jaring makanan yang terbentuk masih sangat sederhana karena tidak adanya konsumen yang berperan sebagai karnivora. Jaring-jarnig makanan memperlihatkan populasi yang satu degan yang lain . Jaring-jaring makanan yang menggambarkan hubungan makan dan dimakan itu terbentuk agar kelangsungan populasi dalam suatu ekosistem terjamin. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran makanan. Hal ini mengakibatkan kestabilan komunitas dan kestabilan dalam ekosistem. Bisa dibayangkan, bila jaring-jaring sederhana, kemudian kehilangan salah satu spesies hilangng, maka aliran energi dan aliran makanan di dalam ekosistem akan kacau.
Pada komponen abiotik terdapat plastik, dengan prosentase 0,9 %. Karet dengan prosentase 0,3 %. Daun kering dengan prosentase 25,7 %. Batang kering dengan prosentase 3 %. Biji kering dengan prosentase 1,5 %, tanah, udara, dan cahaya matahari.
Yang mana dalam dalam komponen biotik, abiotik, dan lingkungannya  saling adanya timbal balik, misalnya rumput dan tumbuh-tumbuhan lain tumbuh diatas tanah, dimana akar –akar tumbuhan tersebut mengambil air dan mineral untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis juga memerlukan gas CO2 dan sinar matahari. Gas CO2 dapat diperoleh dari dari udara bebas hasil dari respirasi/sisa dari respirasi dari makhluk hidup. Dan fotosintesis adalah oksigen dan zat makanan yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
Dalam ekosistem terdapat tingakatan-tingkatan komponen biotiknya, yaitu individu, populasi, dan komunitas. Dari hasil pengamatan yang dimaksud individu adalah makhluk hidup yang tunggal, yaitu rumput C, seekor ulat, seekor belalang, dan seekor nyamuk. Kemudian setelah diamati, ternyata makhluk hidup tersebut tidak hidup secara sendiri-sendiri, namun ditemukan adanya banyak tumbuhan dan hewan yang sejenis. Kumpulan dari individu-individu ini disebut populasi. Kemudian dari satu wilayah pengamatan terdapat bberapa populasi, yaitu misalnya populasi rumput , populasi semut, populasi serangga, dan lain-lain. Kumpulan populasi itu diebut komunitas.
Dari prosentase komponen biotik dan abiotik ekosistem yang diamati adalah ekositem seimbang tetapi jika dilihat dari tingkat produsen dan konsumen , karena prosentase produsen, yaitu rerumputan lebih banyak daripada prosentase konsumennya. Tetapi dari segi keseluruhan komponen biotik lebih banyak daripada komponen abiotiknya, yaitu komponen abiotik prosentasenya 31,9 % dan sisanya merupakan komponen biotik, sehingga ekosistem yang diteliti merupakan ekosistem tidak seimbang karena rerumputan dalam ekosistem yang kami teliti cukup lebat dan komponen abiotiknya terlalu sedikit.










VIII. Penutup
8.1 Kesimpulan
·         Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri dari makhluk hidup, yang terdiri dari tumbuhan sebagai produsen, hewan sebagai konsumen, dan bakteri atau jamur sebagai dekomposer. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari makhluk tak hidup yang terdiri atas tanah sebagai temapt hidup komponen biotik, matahari sebagai sumber utama bagi produsen. Bahan-bahan yang mati yang akan diuraikan oleh dekomposer.
8.2  Saran
1.      Jagalah kebersihan laboratorium
2.      Sebelum praktikum praktikan harus menguasai materi terlebih dahulu.







.







Daftar Pustaka
Aminuddin, 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga
Anshory, I. 1984. Biologi Umum. Bandung: Ganse Exact
Kamajaya. 1996. Sains Biologi. Bandung: Ganesa Exact
Soemarwoto, Idjah, dkk. 1980. Biologi Umum. Jakarta : Gramedia
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember







































































  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS