difusi dan osmosis
LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR
“DIFUSI
DAN OSMOSIS”
NAMA : JAHROTUL JANNAH
NIM : 130210103009
KELOMPOK : SATU
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I JUDUL
Difusi dan osmosis
II TUJUAN
Untuk memahami permasalahan yang
terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis.
III DASAR
TEORI
Difusi merupakan gerakan molekul dari
konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah, yaitu penurunan
gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan dan penyebarannya seimbang.
Sebagai contoh, ketika cat warna ditempatkan dalam air, molekul zat warna dan
molekul air bergerak dalam berbagai arah, yang arahnya dari daerah dengan konsentrasi
yang lebih rendah. Yang akhirnya, zat warna larut dalam air, menghasilkan
larutan yang berwarna ( Rachmadiarti, 2007: 69 ).
Difusi terjadi karena gesekan acak
kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam suatu zat
padat . Tiap molekul bergerak secara secara lurus sampai ia bertabrakan dengan
molekul lainnya ( Kimball, 1983: 56 ).
Difusi sering terjadi akibat
adanya konsentrasi bahan disatu titik dengan titik yang lain. Perbedaan
konsentrasi sangat lazim terjadi, terutama dalam sel yang hidup dan dalam
organisme pada umumnya. Pergerakan neto dari suatu tempat ke tempat yang lain
akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari molekul atau ion disebut
difusi(Salisbury dan Ross. 1995 : 47).
Difusi zat terlarut dari suatu larutan
ke dalam larutan yang lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan
permeabilitas tertentu,yaitu permeabel untuk zat tersebut. Permeabilitas dari
membran ada tiga macam, yaitu:
1. Impermeable
( tidak permeabel ), dimana air maupun zat terlarut di dalamnya tidak dapat
melaluinya.
2. Permeable,
yaitu membran yang dapat dilalui air maupun zat-zat tertentu yang terlarut di
dalamnya.
3. Semi
permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air, tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat-zat tertentu yang terlarut di dalamnya ( Parjatmo, 1987: 42 ).
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1. Ukuran
partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan Membran, semakin tebal membran,
semakin lambat kecepatan difusinya.
3. Luas
suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak,
semakin besar jarak antara dua konsentrasi, maka semakin lambat kecepatan
difusinya
5. Suhu,
semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya ( Parjatmo, 1987 : 44 )
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan
zat pelarut, dan larutan yang berkonsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju
larutan yang konsentrasinya pelarutnya rendah melalui selaput atau membran
selektif permeabel atau semipermeabel (Waluyo.2010:33)
Osmosis menurut para ahli kimia
adalah difusi dari setiap pelarut melalui suatu selaput yang permiabel secara
diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu tetapi menghalangi
molekul lain dikatakan permiabel secara diferensial. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi melalui selaput/membran yang permeabel
secara diferensial dari satu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
bekonsentrasi rendah (Tim Dosen Pembina.
2013 : 21-22).
Proses osmosis berbeda dengan
difusi karena yang berpindah adalah zat pelarutnya semisal air atau alkohol.
Pada prinsipnya osmosis adalah pergerakan molekul zat pelarut dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah yang melewati membran semipermeabel. Proses
osmosis ditandai adanya pergerakan molekul yang melewati membran hidup dan inti
hanya yang dapat terjadi baik pada benda hidup maupun tak hidup(Lelono. 2002 :
12).
Sel akan mengerut jika berada pada
lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya, jika sel
berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak
menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Larutan yang
menyebabkan sel menggelembung, atau tetap penuh, disebabkan oleh masuknya air
disebut larutan hipotonik (
Rachmadiarti, 2007 : 72 ). Larutan yang menyebabkan sel berkerut disebabkan
karena kehilangan air disebut larutan hipertonik (Campbell. 2008: 144).
Berkerutnya sitoplasma karena osmosis disebut plasmolisis ( Rachmadiarti, 2007
: 73).
Pada proses osmosis, pelarut bergerak dari dua arah
yang berlawanan dengan kecepatan yang berbeda. Pelarut dari konsentrasi rendah
( larutan encer ) berpindah ke konsentrasi tinggi ( larutan pekat ) dengan
kecepatan yang lebih besar dibandingkan kecepatan gerak pelarut dari arah
sebaliknya. Pelarut dari larutan encer akan lebih banyak berpindah ke larutan
pekat. Perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat ini
disebut proses osmosis.Akibat perpindahan pelarut tersebut, permukaan larutan
pekat berangsur menjadi lebih tinggi. Aliran pelarut akan mencapai
kesetimbangan, jika aliran pelarut dari larutan encer ke larutan pekat, dan
sebaliknya, telah memiliki kecepatan yang sama. Pada kesetimbangan tersebut
terdapat perbedaan ketinggian larutan encer dan larutan pekat. Perbedaan tinggi
kedua larutan menyebabkan adanya perbedaan tekanan di antara kedua larutan.
Tekanan pada sisi larutan pekat lebih tinggi dari pada tekanan pada larutan encer
sebesar tekanan osmotik. Tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan agar
pelarut tidak berpindah ke larutan pekat disebut tekanan osmotik (Rachmadiarti,
2007: 71).
IV METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat
dan Bahan
4.1.1
Alat
a. Cawan
petri
b. Skalpel/pisau
potong
c. Gelas
ukur
4.1.2
Bahan
a. Kentang
b. Garam
dapur halus
c. Air
LANGKAH
KERJA
V HASIL PENGAMATAN
6.1 Kentang
1 (dengan garam)
ukuran
kentang : 3 x 3 cm
|
ukuran
kentang : 3 x 3 cm
|
6.2 Kentang
2 (tanpa garam)
ukuran
kentang : 3 x 1.5 cm
garam
|
6.3
kentang
dengan garam dan kentang tanpa garam
VI
PEMBAHASAN
Pada pengamatan difusi
dan osmosis praktikan melakukan pengamatan dua kentang yang telah di bentuk
kubus, agar lebih jelas terjadinya
peristiwa osmosis, yaitu bergeraknya pelarut berpindah dari tempat yang
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah , praktikan memberikan garam
pada salah satu cekungan kentang yang di letakkan di cawan petri yang telah di
beri air sebanyak 15 ml , karena dalam difusi / osmosis zat memerlukan waktu ,
maka kami membiarkan dan menunggu kentang tersebut selama 30 menit
Pada
percobaan kentang yang di tambah garam setelah 30 menit, praktikan mengamati
keadaan kentang dan sekitarnya yang
berukuran 3 x 3 cm, tampak terjadi perubahan. Air di dalam cawan petri yang 15
ml berkurang menjadi 13,5 ml , dan
cekungan pada kentang menjadi basah dan berair garamnya mencair. Hal ini
membuktikan bahwa pada pengamatan kentang yang cekungannya diberi garam terjadi
peristiwa osmosis yaitu, yaitu bergeraknya pelarut (air) yang berkonsentrasi
tinggi( hipertonis) ke konsentrasi yang
rendah hipotonis (garam dalam cekungan )sehingga air pada cawan petri berkurang
karena sebagian berpindah ke dalam cekungan karena di dalam cekungan terdapat
larutan yang lebih rendah konsentrasinya. Perpindahan ini disebut osmosis juga
juga karena perpindahan molekulnya melalui atau melewati membran semi permeabel
yaitu daging kentang yang membatasi antara air dan garam yang berada dalam
cekungan kentang.
Pada
percobaan berikutnya yakni percobaan yang sama namun cekungan pada kentang tidak di beri sesuatu
atau garam dengan ukuran yang sama 3x 3 cm . volume air pada cawan petri
sebelumnya adalah 15 ml setelah di beri
kentang dan di biarkan selama 30 menit pada cawan petri air sedikit berkurang menjadi
14,5 ml kondisi kentang tetap tidak melunak, tetapi air berkurang. Hal itu
dikarenakan ukuran kentang yang terlalu besar dan cekungan yang besar, sehingga
pori-pori berbeda. Membran lebih tipis sehingga air masuk atau terserap di
kentang. Hal tersebut terjadi karena konsentrasi kentang lebih tinggi daripada
konsentrasi air. Kentang tanpa garam yang direndam dalam air biasa mengalami
difusi dimana kandungan air yang ada di luar kentang lebih besar sehingga air
cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah (hipotonis).Kondisi
kentang tetap dikarenakan isotonis. Isotonis adalah dua larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut sama. sehingga bentuk dan kondisi kentang tetap atau tidak
berubah.
Pada
percobaan selanjutnya membandingkan dengan kelompok lainnya yang ukuran
kentangnya 3 x 1,5 cm di tambahkan air 15 ml dengan perlakuan yang sama kentang
yang pertama di tambah garam setelah 30 menit air berkurang menjadi 13 ml
kentangnya melunak dan garamnya mencair, Hal ini membuktikan
bahwa pada pengamatan kentang yang cekungannya diberi garam terjadi peristiwa
osmosis yaitu, yaitu bergeraknya pelarut (air) yang berkonsentrasi tinggi(
hipertonis) ke konsentrasi yang rendah
hipotonis (garam dalam cekungan )sehingga air pada cawan petri berkurang karena
sebagian berpindah ke dalam cekungan karena di dalam cekungan terdapat larutan
yang lebih rendah konsentrasinya. Sedangkan kentang yang tanpa diberi garam
dengan ukuran 3 x1,5 cm dan di tambahkan air 15 ml setelah diamati 30 menit airnya berkurang menjadi 13 ml maka
kentangnya tetap dam warnanya berubah agak kehitaman. Hal ini mengalami difusi
dimana kandungan air yang ada di luar kentang lebih besar sehingga air
cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah (hipotonis).Kondisi
kentang tetap dikarenakan isotonis. Isotonis adalah dua larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut sama. sehingga bentuk dan kondisi kentang tetap atau tidak
berubah.
Air dalam cawan petri dengan kentang dengan
garam lebih banyak berpindah ke dalam dari pada air dalam cawan petri dengan
kentang tanpa garam yang tidak berpindah ke dalam ( waktu 30 menit )
disebabakan oleh :
-
Ketebalan membran
Pada kentang dengan garam membrannya tipis sehinnga
air dapat dengan cepat menembus ke dalam, membran kentang tanpa garam cukup tebal
sehinnga air sulit masuk atau lambat masuk ke dalam cekungan dalam waktu 30
menit
-
Besar pori pada membran
Karena kentang yang digunakan
berbada, maka kemungkinan adanyaa perbedaan besar pori pada membran kentang,
sehinga perpindahan air dalam cawan petri ke dalam cekungan kentang berdeda.
VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan
·
Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul
air (zat pelarut) dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan
konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermiabel.
·
Kecepatan osmisis juga di pengaruhi oleh
konsentrasi zat terlarutnya, semakin tinggi zat terlarut maka osmosis akan
semkain cepat begitu pula juga sebaliknya.
·
Difusi merupakan proses perpindahan atau
pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
·
Zat pelarut (air) akan berpindah dari
hipotonik (konsentrasi rendah ) ke hipertonik ( konsentrasi tinggi ) hingga
isotonik Isotonis adalah dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama.
sehingga bentuk dan kondisi kentang tetap atau tidak berubah.
.
8.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan,
supaya agar lebih teliti saat memotong kentang agar ukuran dan besarnya sama,
sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan percobaan atau praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil .A, dkk.
2008. Biologi Jilid 1(Edisi kedelapan). Jakarta:
Erlangga.
Lelono, Asmoro. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 1.
Jember: Universitas Jember.
Kimball,
J.W. 1983. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Parjatmo,
W. Dkk. 1987. Biologi Umum. Bandung:
Angkasa.
Rachmadiarti,
Fida, dkk. 2007. Biologi Umum.
Surabaya: Unesa University Press.
Salisbury,
Frank B. Cleon Wross. 1995. Fisiologi
tumbuhan jilid satu, Sel : air, larutan dan Permukaan edisi keempat. Bandung:ITB
Bandung.
Tim dosen pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember
: Jember University press.
Waluyo, joko.2010. Biologi Umum. Jember: Universitas Jember.
0 Response to "difusi dan osmosis"
Post a Comment