keanekaragaman Tumbuhan
LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR
“
KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN ”
NAMA : JAHROTUL JANNAH
NIM
: 130210103009
KELOMPOK : 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I.
JUDUL
Keanekaragaman
Organisme Tumbuhan
II.
TUJUAN
1. Menjelaskan
Struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat
tinggi.
III.
DASAR
TEORI
Tumbuhan
berdasarkan kerumitan tingkat orgnisasi tubuhnya digolongkan menjadi beberapa
divisi, yaitu paling rendah sampai tinggi, mulai dari Scyzophyta, Bryophyta,
Pterydophyta, dan Spermatophyta ( Tim Dosen Pembina, 2013: 25 ).
Anggota dunia tumbuhan berkembang menjadi kelompok
organisme yang mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, karena
memiliki organ-organ khusus, seperti adanya struktur akar, batang, dan daun
sejati. Dunia tumbuhan yang ada sekarang meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta),
tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan
biji tertutup (Angisopermae) ( Kusnadi, 2008: 1 ).
Tumbuhan tidak berpembuluh pada umumnya berukuran
kecil, strukturnya sederhana berbentuk thallus. Sel yang menyusun tubuh telah
memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata.
Plastida dengan bentuk yang terdiri dri selulosa dan dalam sitoplasma ada yang
mengandung klorofil, atau tidak. Umumnya multiseluler tapi ada yang uniseluler,
hidup di daerah lembab dan bereproduksi dengan spora. Tumbuhan tidak
berpembuluh dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Scyzophyta
( alga )
Alga yang termasuk
kelas ini memiliki inti yang sempurna, artinya ada selaput sehingga alga biru
dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan thallus yang hidup di air
tawar atau laut dan tempat lembab (
Waluyo, 2006: 102 ).
Algae termasuk kedalam divisi Schyzophyta
berukuran beragam dari beberapa mikrometer sampai bermeter-meter panjangnya.
Organisme ini mengandung klorofil serta pigmen- pigmen lainnya. Algae hidup di
air. Algae renik yang terapung-apung merupakan bagian dari fitoplankton (flora
laut tersuspensi). Dan berguna sebagai sumber makanan yang penting bagi
organisme lain. Algae berkembangbiak secara seksual. Algae mempunyai peranan
dalam kehidupan yaitu sebagai suplemen makanan kesehatan, sebagai bahan
makanan, untuk membuat agar-agar, menghasilkan iodium, bahan membuat kapsul,
dan bahan membuat es krim.Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan
jaringan tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar
batang dan daun. Tubuh Algae atau ganggang secara keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan golongan
Thallopyta yang lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan
yang mempunyai hubugan kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang
paling primitif dan mulai muncul pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang
memiliki stuktur yang kompleks, diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies
ganggang yang tumbuh di bumi, kebanyakan
diantaranya hidup dilaut, species yang hidup
diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan yang lebih leluasa,
jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat (Tjitrosoepomo,1983:154).
Chlorophyceae merupakan kelompok terbesar dari
vegetasi Algae. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau
yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen
klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibangkan karotin dan xantofil. Hasil
asimilasi dari beberapa amilum, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan
tingkattinggi yaitu amilose dan amilopektin. Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai
jenis Algae yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan
dapat bergerak aktif merupakan penyusun fitoplankton. Sebagian besar fitoplankton
adalah anggota Algae hijau, pigmen klorofil yang demikian efektif melakukan
fotosintesis sehingga Algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem
perairan.
Algae hijau sebagian besar hidup di air tawar,
beberapa di antaranya di air laut dan air payau. Algae hijau yang hidup di laut
tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. Pada umumnya melekat pada batuan dan
seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut
merupakan mikro Algae seperti Ordo Ulotrichales dan Ordo Siphonales. Jenis yang
hidup di air tawar biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat
yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan pada air
mengalir (air sungai, selokan). Algae hijau ditemukan pula pada lingkungan semi
akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang
lembab (Taylor, 1960:88).
2. Lichen
Organisme ini adalah
kumpulan fungi dan alga tapi merupakan satu kesatuan. Hidup secara autotrof.
Lichen hidup sebagai epifit. Alga yang menyusun lichen disebut godium. Lichen
berkembang biak dengan vegetatif karena bila bagian talus terpisah tumbuh
sebagai individu baru ( Waluyo, 2006: 103).
3. Bryophyta
Byophyta adalah kelompok tumbuhan yang sederhana
yang hidup di tempat tempat basah atau lembab di darat. Tumbuhan ini banyak
dijumpai di tebing-tebing tanah batuan, di hutan, di tepi sungai dan di cabang
pepohonan sebagai epifit ( Kusnadi, 2008: 2 ).
Tumbuhan lumut (Bryophyta)
termasuk tumbuhan talus. Tempat hidup di tanah yang lembab, di pohon, di batu
merah. Lumut mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk pelekat pada substrat dan
mengangkut air dan unsur-unsur hara ke seluruh bagian tubuh. Lumut mengalami metagenesis.
Organ kelamin jantan berupa anteredium yang menghasilkan spermatozoid dan organ
betina berupa arkegonium yang menghasilkan ovum. Divisi Bryophyta dibagi
menjadi tiga classis yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis
Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis
Hepaticopsida berbentuk lembaran, mempunyai rhizoid, hidup di tempat lembab dan
berair. Reproduksi seksual membentuk arkegonium dan anteredium. Classis
Anthocerotpsida, hidup di temat lembab, mengalami metagenesis antara fase
sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup ditempat yang terbuka, batang tegak
bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada
cabang batang (Taylor, 1960:89).
Tumbuhan lumut dapat
dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati
(Hepaticae). Lumut daun mempunyai daun yang tersusun dalam bentuk spiral pada “batang”.
Arah tumbuhnya vertikal. Tingginya berkisar antara 0,5 – 15 cm. Batang lumut
daun sesungguhnya berupa rhizoma yaitu batang yang tumbuh dibawah permukaan
tanah. Contoh jenis tumbuhan lumut daun yang sering ditemukan adalah Pogonatum.
Lumut hati berbentuk seperti lembaran “hati”, daun berwarna hijau dan bertoreh
di tepinya, arah tumbuhnya horizontal, akar masih berupa rhizoid dan tidak
memiliki batang. Contoh lumut hati yang sering dijumpai adalah jenis Marchantia
polimorpha ( Idjah,1980: 144 ).
Pada tumbuhan lumut terjadi pergiliran keturunan
antara fase yang menghasilkan sel kelamin atau gamet yang disebut gametofit dan
fase yang menghasillkan spora (sporofit). Gametofit merupakan bentuk tubuh yang
haploid sedangkan sporofit diploid (kromosomnya berpasangan). Proses pergiliran
keturunan ini disebut metagenesis. Kedua fase ini berlangsung secara
bergiliran. Ketika spora telah matang, maka ia akan dilepaskan dari kotak spora
dan diterbangkan angin. Jika spora tersebut jatuh di tempat yang lembab maka
akan tumbuh menjadi benang-benang halus berwarna hijau yang disebut protonema.
Selanjutnya benang-benang tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut seperti
yang kita lihat sehari-hari. Tumbuhan lumut dewasa akan menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoid) yang dibentuk dalam struktur khusus yaitu
anteridium, dan sel telur yang dibentuk dalam alat kelamin betina yang disebut arkegonium. Pada
beberapa jenis tumbuhan lumut anteridium dan arkegonium berada dalam satu
tumbuhan atau berumah satu (homotalus) ( Kusnadi, 2008: 3 ).
Devisi Pterydophyta ( Paku-pakuan ) tergolong
tumbuhan kormophyta karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Perkembangbiakannya
dengan spora. Batangnya kebanyakan tumbuh di bawah tanah. Batang semacam ini
disebut rimpang atau rhizoma, tetapi tidak semua tumbuhan paku memiliki rhizoma
sebagian memiliki batang yang tumbuh tegak diatas tanah dan tumbuhan paku seperti
ini disebut paku pohon. Paku jenis ini tumbuh baik dalam lingkungan dengan suhu
panas dan lembab ( Kusnadi, 2008: 4 ).
Akar tumbuhan paku berfungsi untuk menahan tumbuhan
di tanah dan menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Daun tumbuhan paku
tumbuh dari rhizoma dan menembus permukaan tanah atau tumbuh dari batang di
atas tanah. Daun paku yang muda memiliki ciri khas menggulung pada bagian
ujungnya. Pada permukaan bawah daun yang dewasa sering dijumpai bintik-bintik
hitam yang disebut sorus. Di dalam sorus terdapat banyak kotak spora
(sporangium) dan dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indusium. Bentuk
dari indusium berbeda antara satu jenis tumbuhan paku dengan tumbuhan paku
jenis lainnya. Sebuah sporangium berukuran kecil sel-sel penutup sporangium berdinding
tebal dan membentuk cincin yang disebut anulus. Anulus akan mengkerut dan
sporangium akan pecah jika terjadi kekeringan dan sporanya akan tersebar (
Tjitrosomo, 1992: 886 ).
Spora tumbuhan paku mempunyai kromosom tunggal yang
disebut haploid sebagai hasil pembelahan meiosis pada sporangium. Daun penghasil
spora ini disebut daun subur (fertil) dan sering pula disebut sporofil. Ada
pula daun yang tidak menghasilkan spora. Daun ini disebut daun mandul (steril)
dan hanya berfungsi sebagai tempat fotosintesis
yang sering disebut tropofil ( Kusnadi, 2008: 5 ).
Tumbuhan paku sebagaimana tumbuhan lumut mengalami
pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dan fase sporofit. Perbedaan
utama proses pergiliran keturunan antara tumbuhan paku dan lumut, bahwa pada
tumbuhan lumut sporofit ukurannya lebih kecil dibandingkan gemetofit dan
hidupnya menumpang pada gemetofit. Sedangkan pada tumbuhan paku sporofitnya berukuran
besar dan gametofitnya berukuran kecil lebih kurang 6 sampai 7 mm yang disebut
protalium (Kusnadi , 2008: 151 ).
Sporofit pada tumbuhan paku adalah tumbuhan paku itu
sendiri yang menghasilkan spora pada daunnya. Sporofit ini merupakan fase
dominan pada proses pergiliran keturunan tumbuhan paku. Dan spora yang
dihasilkan akan tumbuh bila jatuh pada tempat yang lembab dan teduh. Tiap spora
yang tumbuh akan membentuk protalium. Protalium mempunyai rhizoid yang
melekatkannnya ke tanah dan menghisap air serta zat makanan. Kemudian pada
permukaan bawah protalium tumbuh kelamin betina (arkegonium) dan kelamin jantan
(anteridium), yang selanjutnya akan menghasilkan sel telur dan spermatozoid.
Anteridium dan arkegoniun dari sautu protalium tidak menjadi masak pada waktu
yang bersamaan, karena itu spermatozoid akan membuahi sel telur dari protalium lain.
Sperma memerlukan lingkungan yang berair untuk berenang menuju sel telur
membentuk zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan
paku muda yang berakar dan berbatang, protaliumnya lalu mati. Tumbuhan paku
muda akan berkembang menjadi paku dewasa yang akan menghasilkan spora. Demikian
seterusnya proses pergiliran keturunan pada tumbuhan paku ( Kusnadi, 2008: 7).
Spermatophyta Tumbuhan biji merupakan bentuk
kehidupan tumbuhan yang paling tinggi di bumi ini. Tumbuhan ini menghasilkan
biji sebagai alat perkerkembangbiakan. Tumbuhan ini sering disebut sebagai
tumbuhan bunga, karena selama siklus hidupnya menghasilkan alat kelamin berupa
bunga yang berwarna-warni. Berdasarkan keadaan dan letak bakal biji, tumbuhan
biji dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Gymnospermae
Merupakan kelompok
tumbuhan biji dimana bakal biji tidak berada dalam bakal buah, melainkan
melakat pada daun buah dan bisa terlihat langsung tidak dilindungi oleh daun
buah, sehingga disebut biji terbuka ( Campbell, 2008: 188 ).
Tumbuhan biji terbuka pada umumnya berupa pohon
besar dan berakar tunggang. Daunnya umumnya berupa daun jarum atau sisik, seperti
pada pohon pinus dan cemara, dan ada beberapa yang berdaun lebar seperti pada
melinjo (tangkil). Beberapa jenis tumbuhan Gymnospermae mempunyai alat kelamin
jantan dan betina pada satu pohon, tetapi kedua alat tersebut letaknya
terpisah. Pada jenis lain alat kelamin jantan dan betina tidak berada dalam
satu pohon, melainkan pada pohon yang berbeda bahkan ada yang berjauhan. Jadi
ada pohon jantan yang mempunyai alat kelamin jantan dan pohon betina yang hanya
mempunyai alat kelamin betina ( Kusnadi, 2008: 12 ).
Klasifikasi tumbuhan biji
terbuka. Tumbuhan biji terbuka terdiri dari tiga suku, yaitu:
1. Cycadaceae,
contohnya pakis haji (Cycas rumphii)
2. Gnetaceae,
contohnya alah melinjo (Gnetum gnemon)
3. Coniferae,
contohnya pinus (Pinus merkusii), damar putih (Agathis alba),
cemara (Cupressus macrocarpa) dsb.
Diantara ketiga suku
tersebut, kelompok Coniferae merupakan kelompok tumbuhan biji terbuka yang
paling banyak jenisnya dan paling besar manfaatnya bagi manusia. Coniferae
tidak menghasilkan bunga seperti pada tumbuhan mawar atau tumbuhan kembang
sepatu. Alat perkembangbiakannya terdapat dalam suatu bagian yang disebut
rujung (strobilus). Ada dua macam rujung yaitu rujung jantan dan rujung betina.
Keduanya mempunyai sisik yang merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan
dan betina. Ketika rujung jantan telah matang, serbuk sarinya terlepas dan
diterbangkan angin, hingga jatuh pada rujung betina. Maka terjadilah proses
pembuahan dan terbentuklah biji. Biji tersebut melekat pada sisik rujung betina
( Kusnadi, 2008: 12 ).
2. Angiospermae
Angisopermae menghasilkan biji di dalam bakal buah.
Inilah perbedaan utama antara kedua kelompok tumbuhan tersebut. Perbedaan lain
tampak pada bentuk batang dan daunnya. Kalau Gymnospermae umumnya pohon besar
dan berdaun sisik atau jarum dengan batang lurus sedikit percabangan atau
berupa perdu dengan banyak percabangan. Sedangkan pada tumbuhan Angiospermae
batangnya bervariasi ada yang banyak mengandung zat kayu (lignin) berupa pohon dan
ada yang sedikit berupa herba atau rerumputan. Daun angisopermae umunya
lebar-lebar dengan bentuk yang beraneka ragam ( Tjitrosomo, 1992: 891 ).
Ciri utama yang dipakai untuk mengelompokkan
tumbuhan biji tertutup ialah sifat dan
keadaan
bijinya. Biji pada kelompok tumbuhan ini memiliki cadangan makanan yang disebut
keping biji (kotiledon). Keping biji ini sesungguhnya daun pemula sebagai
pertumbuhan awal jika biji tumbuh.
Semua tumbuhan berbiji tertutup termasuk
dalam divisi Magnoliophyta. Bakal biji tumbuhan angiospermae terletak di dalam
daun buah, sehingga tidak kelihatan dari luar. Tumbuhan yang sering anda temui
saat ini sebagian besar termasuk dalam angiospermae yang meliputi
sekitar 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Divisi Magnoliophyta dibagi menjadi
dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yaitu Liliopsida (monokotil)
https://www.google.com/search?q=tumbuhan+rumput+teki
dan Magnoliopsida (dikotil) contohnya. Liliopsida meliputi
sekitar 65.000 spesies, termasuk di
dalamnya tumbuhan padi-padian, anggrek, palem, bambu dan lain-lain.
Sebagian besar Liliopsida memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan
berkas pembuluh tersebar, bagian bunga bunga berjumlah 3 atau kelipatannya, dan
memiliki akar serabut(Ariyanto, 2000 : 97).
Berdasarkan jumlah keping biji. Ada tumbuhan yang
memilki satu keping biji
dikelompokkan
sebagai tumbuhan monokotil, dan ada yang memilki dua keping biji yang
dikelompokkan
menajdi tumbuhan dikotil (tumbuhan belah). Ciri-ciri lain untuk dapat
membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil diantarnya dapat dilihat dari
bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut, seperti bagian akar, batang, daun dan
bunga
Faktor
Pembanding
|
Dicotyledoneae
|
Monocotyledoneae
|
Akar
|
Tunggang
|
Serabut
|
Batang
|
Mengalami
pertumbuhan membesar
|
Tidak
mengalami pertumbuhan membesar
|
Tulang
Daun
|
Menyirip/
menjari
|
Sejajar/
melengkung
|
Bunga
|
Jumlah
bagian daun 4,5 atau kelipatannya
|
Jumlah
bagian daun 3 atau kelipatannya
|
Biji
|
Memiliki 2
kotiledon
|
Memiliki 1
kotiledon
|
Ujung
pucuk
|
Tidak
memiliki sarung pelindung
|
Memiliki
sarung pelindung
|
Cambium
|
Berkambium
|
Tidak
berkambium
|
Contoh
|
Mangifera
indica ( manga)
Manihot
utilissima ( ketela pohon)
Psidium
guajava (jambu biji)
Chinchona
ledgeriana (kina)
Gossypium
sp (kapas)
Arachis
hypogaea (kacang tanah)
Carica
papaya ( papaya)
Ficus
benjamina (beringin)
Coffea sp (kopi),dll.
|
Oryza
sativa ( padi)
Zea mays (jagung)
Cocos
nucifera ( kelapa)
Zalacca
edulis ( salak)
Pandanus
sp (pandan)
Cyperus
rotundus ( rumput teki)
Eichornia
crassipes (enceng gondok)
Zingiber
officinale ( jahe)
Anthurium
sp (
anthurium)
|
IV. METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat
a. Mikroskop
b. Pinset
c. Jarum
pentul
d. Silet
e. loupe
Bahan
a. Tumbuhan
lumut daun
b. Tumbuhan
paku-pakuan
c. Tumbuhan
biji terbuka ( Pinus sp. )
d. Tumbuhan
biji tertutup monokotil ( rumput teki )
e. Tumbuhan
biji tertutup dikotil ( pacar air )
V. Langkah Kerja
1. Mengamati
tumbuhan lumut
2. Mengamati
tumbuhan paku-pakuan
3. Mengamati
tumbuhan biji terbuka ( Pinus sp. )
4. Mengamati
tumbuhan berji tertutup monokotil (rumput teki )
5. Mengamati
tumbuhan biji tertutup dikotil ( Pacar air )
VI. Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini, hasil pengamatannya, yaitu:
1. Mengamati
Tumbuhan lumut ( Bryophyta )
|
|
|
Bagian –bagiannya :
1. Rizoid
2. Batang
3. Daun
4. Sporogonium
Keterangan:
Akar, daun, batangnya semu.
2. Mengamati
Tumbuhan Paku-pakuan ( Pteridophyta )
|
|
|
Bagian –bagiannnya :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Sorus
5. Protalium
3.
Mengamati tumbuhan biji terbuka ( Pinus sp. )
|
|
|
Bagian –bagiannya :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Strobilus
: a. Jantan
b.
Betina
4. Mengamati
tumbuha biji tertutup monokotil rumput teki (
Ceiba petandra )
|
|
|
Bagian-bagiannya :
1. Akar
: serabut
2. Batang
: Triangular/segitiga
3. Daun
: pita
4. Bunga
: terletak di pucuk/apikal
5.
Mengamati tumbuhan biji tertutup
dikotil pacar air( Impatient balsamina )
|
|
|
Bagian-bagiannya :
1. Akar
: tunggang
2. Batang
: silinder
3. Daun
: Tulang daun menyirip, tipe tepi daun bergerigi.
4. Bunga
: a. Kelopak
b. Mahkota
c. Putik
d. Benang sari
5. Buah
6. Biji
7. Warna mahkota : merah
8. Duduk daun : tersebar
Keterangan
: Titik tumbuh daun di ketiak daun ( aksilar )
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini ialah mengamati struktur
morfologi beraneka ragam tumbuhan, yaitu tumbuhan lumut, paku-pakuan, tumbuhan
biji terbuka pinus ( Pinus sp. ),
tumbuhan biji tertutup monokotil ( rumput teki ), dan tumbuhan tertutup dikotil
( pacar air ).
Pertama adalah pengamatan pada tumbuhan lumut. Tubuh
tumbuhan terdiri atas, akar ( rizoid ) , batang, dan daun bukanlah akar, batang
dan daun semu, sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan dari
thallophyta (tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan kormus). Thallophyta
merupakan tumbuhan yang telah dapat dibedakan akar, batang, dan daun.
Kormophyta merupakan tumbuhan yang belum dapat dibedakan akar, batang, dan
daun. Adanya daun batang yang strukturnya masih sederhana dan belum adanya akar namun digantikan dengan rhizoid
menjadikan lumut berada dalam tumbuhan Thallus. Tumbuhan lumut yang biasa kita
temui adalah umumnya pada fase gametofit yaitu fase dewasa sedangkan fase
sporofit adalah fase muda dan sangat jarang kita temui. Begitu pula dengan lumut
yang kita amati. Kami tidak dapat menemukan kotak sporanya atau sporangiumnya
karena lumut tersebut ada pada fase gametofit. Rhizoid pada lumut berfungsi
sebagai alat untuk menempel pada tempat hidupnya selain itu Rhizoid juga
memiliki fungsi yang mirip dengan akar yaitu menyerap air dan pelarut lainnya
namun jaringan pengangkut pada lumut sangatlah sederhana, itulah sebabnya lumut
hanya mampu hidup di daerah lembab.
Rizoid tampak seperti benang-benang atau rambut
halus, yang berfungsi untuk melekatkan diri di tempat hidupnya dan untuk
menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Daun lumut sangat kecil, bentuk tulang daun tidak bisa diamati.
Sporogonium pada tumbuhan lumut sebagai penghasil spora. Sporogonium terdiri
dari kapsul dan seta, terdapat pada ujung-ujung gametofit berwarana hijau
sepeti daun dan memiliki klorofil. Sehingga daun pada lumut berfungsi untuk
fotosintesis.
Pengamatan selanjutnya, yaitu mengamati pada
tumbuhan paku-pakuan . Tumbuhan ini merupakan tumbuhan kormophyta, yaitu
tumbuhan yang akar, batang, dannya sudah dapat diamati. Struktur tubuh tumbuhan
yang teramati dalam praktikum, yaitu akar, batang, daun, sorus, dan protalium.
Akar tumbuhan
paku merupakan akar serabut. Akar tumbuhan paku berfungsi untuk menahan tumbuhan
di tanah dan menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Daunnya menyirip. Daun
tumbuhan paku berbentuk menyirip. Daun tumbuhan paku tumbuh dari rhizoma dan
menembus permukaan tanah atau tumbuh dari batang di atas tanah. Daun paku yang
muda memiliki ciri khas menggulung pada bagian ujungnya. Daun berfungsi sebagai
penghasil spora dan sebagai tempat fotosintesis. Daun yang bisa menghasilkan
spora disebut daun fertil, sedangkan daun yang tidak dapat menghasilkan spora
disebut daun mandul. Pada permukaan daun terdapat bintik-bintik hitam yang
disebut sorus. Di dalam sorus terdapat kotak spora yang disebut sporangium. Sporangium
berfungsi untuk menyimpan spora. Sporangium akan pecah jika terjadi kekeringan
dan spora akan tersebar. Batang tumbuhan paku mendatar tumbuh di permukaan
tanah tepat diatas akar berbentuk seperti rizoma. Berfungsi untuk menopang
tubuh tumbuhan paku. Protalium merupakan paku muda yang dihasilkan dari spora
yang jatuh dan tumbuh di tempat yang lembab dan teduh. Protalium mempunyai
rhizoid yang melekatkannnya ke tanah dan menghisap air serta zat makanan.
Kemudian pada permukaan bawah protalium tumbuh kelamin betina (arkegonium) dan
kelamin jantan (anteridium).
Dari pengamatan diatas perbandingan antara tumbuhan
lumut dan paku, tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus karena akar, batang,
dan daunnya belum bisa dibedakan atau batang, akar, dan daunnya semu, sedangkan
tumbuhan paku merupakan tumbuhan thallus karena akar, batang, dan daunnya sudah
dapat dibedakan.
Kemudian mengamati struktur morfologi tumbuhan biji
terbuka (Pinus sp). Merupakan kelompok
tumbuhan biji dimana bakal biji tidak berada dalam bakal buah, melainkan
melakat pada daun buah dan bisa terlihat langsung tidak dilindungi oleh daun
buah. Struktur morfologi tubuhnya
terdiri dari akar, batang, daun, strobilus. Strobilus terdiri dari strobilus
jantan dan strobilus betina.
Akarnya merupakan akar tunggang. Berfungsi untuk untuk
menahan tumbuhan di tanah dan menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Daunnya berbentuk sisik jarum, yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
Batangnya lurus sedikit percabangan atau berupa perdu dengan banyak percabangan.
Batang berfungsi sebagai penopang tubuh tanaman. Strobilus terdiri dari
strobilus jantan dan betina. Strobilus betina berbentuk lebih besar daripada
strobilus jantan dan berbentuk mekar, sedangkan strobilus jantan bentuknya
muncup. Keduanya mempunyai sisik yang merupakan tempat pembentukan sel kelamin
jantan dan betina. Ketika rujung jantan telah matang, serbuk sarinya terlepas dan
diterbangkan angin, hingga jatuh pada rujung betina. Maka terjadilah proses
pembuahan dan terbentuklah biji. Biji tersebut melekat pada sisik rujung
betina.
Selanjutnya, pengamatan pada tumbuhan biji tertutup
monokotil, yaitu rumput teki ( Ceiba
petandra ) . Srtuktur morfologi terdiri atas, akar, batang, daun, bunga.
Akar berbentuk serabut, yang berfungsi untuk menahan tumbuhan di
tanah dan menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Batangnya berbentuk
triangularis atau batangnya berbentuk segitiga. Batangnya tidak bercabang dan
lurus. Berfungsi untuk menopang tubuh tumbuhan. Daunnya berbentuk pita, yang
berfungsi untuk tempat fotosintesis. Bunganya terdapat di apikal atau pucuk,
yang warnanya tidak menyolok.
Yang terakhir mengamati tumbuhan tertutup dikotil,
yaitu pacar air ( Impatient balsamina ).
Struktur morfologinya terdiri dari Akar
tunggang, batangnya berbentuk silinder, daun, bunga yang terdiri dari kelopak,
putik, benang sari, buah, biji, warna mahkota, duduk daun. Namun pacar air air yang kita amati belum
terdapat bunga, buah dan bakal biji kemungkinan penyebabnya ialah karena memang
belum tumbuh.
Tipe perakaran pada tumbuhan pacar air, yaitu
tunggang. Akar berfungsi sebagai menahan tumbuhan di tanah dan menyerap air dan
mineral dari dalam tanah. Batangnya berbentuk silinder dan terdapat
percabangan. Batang berfungsi untuk menopang tubuh tumbuhan. Duduk daunnya
tersebar, Tulang daunnya menyirip atau tipe daun bergerigi. Daun berguna untuk
tempat fotosintesis.
Dari pengamatan diatas perbandingan antara tumbuhan
lumut dan paku, tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus karena akar, batang,
dan daunnya belum bisa dibedakan atau batang, akar, dan daunnya semu, sedangkan
tumbuhan paku merupakan tumbuhan thallus karena akar, batang, dan daunnya sudah
dapat dibedakan.
Perbandingan antara Gymnospermae ( Pinus sp. ) dan tumbuhan angyospermae ( Ceiba
petandra dan Impatient balsamina
) , yaitu pada tumbuhan Gymnospermae ( Pinus sp. ) bakal
biji tidak berada dalam bakal buah, melainkan melakat pada daun buah dan bisa
terlihat langsung tidak dilindungi oleh daun buah, daunnya berbentuk jarum,
batangnya besar, terdapat strobilus yang merupakan ciri khusus dari pinus,
sedangkan pada Angiospermae menghasilkan biji di dalam bakal buah, daunnya
berbentuk lebar, batangnya berbentuk silinder ,
terdapat bunga.
Prebandingan antara Angiospermae monokotil ( Ceiba petandra ) dan Angiospermae
dikotil ( Impatient balsamina ). Pada
rumput teki akarnya serabut, batangnya triangular, daunnya berbentuk pita,
tulang daun sejajar, bunga terdapat dipucuk dan tidak ada variasi, sedangkan
pada pacar air, akar tunggang, batangnya silinder, tulang daun menyirip, warna
bunga mencolok atau bervariasi.
VIII. PENUTUP
8.1 Kesimpulan
·
Berdasarkan kerumitan tingkat organisasi
tubuhnya digolongkan menjadi beberapa divisi, yaitu scyzophyta, bryophyta,
pteridophyta, gymnospermae, angiospermae yang terdiri dari dicotil dan
monokotil. Struktur morfologi tumbuhan lumut, yaitu akar ( rizoid ), batang,
daun daun semu sehinnga disebut tumbuhan kormus. Srtuktur morfologi
pteridophyta, yaitu akar, batang, daunnya sudah dapat dibedakan, sehingga
disebut tumbuhan thallus. Gymnospermae ( Pinus sp. ) Struktur morfologinya
daunnya berbentuk jarum, memiliki srtobilus, akar tunggang. Angiospermae
monokotil ( Ceiba petandra ) struktur
morfologinya akr serabut, batang triangular, dan berbentuk pita, bunga terdapat
di pucuk. Angiosperma dikotil ( Impatient
balsamina ), struktur morfologinya Akar tunggang, batangnya berbentuk
silinder, tulang daun menyirip, titik tumbuh bunga terdapat di ketiak daun,
bunga yang terdiri dari kelopak, putik, benang sari, buah, biji, warna mahkota
merah, duduk daun tersebar.
8.2 Saran
1.
Jagalah kebersihan laboratorium.
2.
Perhatikan penjelasan dari asisten agar
tidak bingung saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta:
Erlangga.
Campbell,
dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
2. Jakarta: Erlangga
Idjah,
Soemarwoto, dkk. 1980. Biologi Umum.
Jakarta : Gramedia
Kusnadi.
2008. Biologi. http://file. Upi.
Edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031
KUSNADI/BUKU_ _BIOLOGI_ KUSNADI_dkk/ /DUNIA_TUMBUHAN.pdf ( Diakses pada 9
Desember 2013).
Taylor. 1960. Biologi.
Bandung: Ganeca Exact.
Tjitrosomo,
Siti Soetarmi, dkk. 1992. Biologi.
Jakarta: Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obata.Malang:
CV. Aditama
http://www.scribd.com/doc/71754361/Klasifikasi-Tumbuhan-Tingkat-Rendah
[ diakses pada tanggal 9 desember 2012 jam 19.33 ]
Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Universitas Jember
Waluyo,
Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Jember
University Press
0 Response to "keanekaragaman Tumbuhan"
Post a Comment