Sistem Respirasi
PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“
SISTEM RESPIRASI ”
NAMA : JAHROTUL JANNAH
NIM
: 130210103009
KELOMPOK
: 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I.
JUDUL
Sistem
Respirasi
II.
TUJUAN
2.1 Mengetahui
kapasitas pernapasan paru-paru
2.2 Mengetehui
organ respirasi pada hewan
III.
DASAR
TEORI
Respirasi adalah suatu sistem yang
sangat pentimg, dengan mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan
karbondioksida ke udara ( Waluyo, 2006 : 257 ).
Pernapasan
(respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
(oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2
(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini
disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi(Syaifuddin,
2006: 192)
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang
berfungsi dalam aktivitas metabolisme khususnya produksi atau perubahan dari
energi kimia yang terikat dalam materi organik menjadi energi siap pakai ( ATP
) dalam sel. Hewan umumnya memiliki memiliki organ respirasi yang
bermacam-macam tergantung pada habitat dan pola habitatnya. Selain itu,
tingkatan evolusi juga menentukan macam organ respirasinya ( Tim Dosen Pembina,
2013 : 29 )
Menurut
tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran
udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler,
sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh (Yatim, 1990: 170).
Peran
sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular
dan sistem respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular
bertanggung jawab untuk perfusi darah melalui paru-paru sedangkan sistem
pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi dan respirasi
(Handoko, 2001: 30).
Sistem
Pernapasan pada Manusia terdiri atas :
·
Rongga Hidung
Rongga hidung memiliki banyak kapiler darah dan selalu
lembab dengan adanya lendir yang
dihasilkan mukosa.di dalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak
berupa gas,agar tidak masuk ke paru-paru.
·
Faring
Ruang di belakangrongga hidung, jalan masuknya udara dari
rongga hidung,diruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur
pergantian jalannya udara pernafasan dan makanan.
·
Laring
Pangkal batang tenggorokan, terdiri atas tulang rawan,
yaitu jakun, epiglotis dan trikoid
·
Trakea
Batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot
polos dan tulang rawan berbentuk huruf”c” pada jarak yang sangat teratur.
Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan epitel yang dapat menghasilkan lendir
yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda asing kehulu saluran pernafasan sebelum masuk ke
paru-paru bersama udara.
·
Bronkus
Cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang yang satu
menuju ke paru-paru kiri dan yang satu menuju paru-paru kanan.
·
Bronkiolus
Cabang dari bronkus,cabang-cabang halus berdinding tipis
·
Alveolus
Saluran akhir pernafasan berupa gelembung-gelembung udar,
adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan
penting dalam pernukaran gas ( waluyo. 2010:235-238).
·
Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Alveolus dalam paru-paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah (Yatim, 1990).
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Alveolus dalam paru-paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah (Yatim, 1990).
Respirasi dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu :
1)
Respirasi Luar yang merupakan pertukaran
antara oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara.
2)
Respirasi Dalam yang merupakan
pertukaran oksigen dan karbondioksida dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Normalnya
manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen yang diperlukan pun menjaid berlipat-lipat kali dan
bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat.ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan di sesuaikan dengan besar
kecil tekanan udara (Bevelander, 1979).
Spirometri, merupakan
suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian terbesar volume dan
kapasitas paru- paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital volume
ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa atau Forced
Expiratory Volume (FEV) adalah volume dari udara yg dihembuskan dari paru- paru
setelah inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu
tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik (FEV1) . Kapasitas Vital paksa atau
Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari
paru- paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa
minimum. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi
ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat
digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif (hambatan aliran
udara) dan restriktif (hambatan pengembangan paru).Seseorang dianggap mempunyai
gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai FEV1 kurang dari 75% dan menderita
gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas vital kurang dari
80% dibanding dengan nilai standar (Algasaff,
2005: 44).
Mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang
melibatkan otot antar tulang rusuk.
Fase inspirasi.
Fase
ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase
ekspirasi.
Fase
ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan
perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Fase
Inspirasi.
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi
sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan
menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fase
Ekspirasi.
Fase
ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke
posisisemula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar,akibatnya udara keluar dari paru-paru (Pearce, 2008).
Volume
Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia
mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan
manusia. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor,antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan
bernapas, serta kondisi kesehatan(Bevelander, 1979).
IV.
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat
dan Bahan
4.1.1
Alat
a. Bak
besar
b. Botol
besar bervolume 5 liter
c. Pipa
plastik
d. Papan
bedah
e.
f. Skalpel
g. Gelas
ukur
h. Jarum
pentul
i.
Timbangan berat badan
j.
Alat ukur (mit line)
4.1.2
Bahan
a. Kapas
sterils
b. Air
secukupnya
V.
LANGKAH KERJA
Cara
kerja untuk mengetahui kapasitas vital paru-paru :
VI.
HASIL PENGAMATAN
NO.
|
Nama
probandus
|
Umur
|
Tinggi
badan
|
Berat
badan
|
Lingkar
dada
|
Kapasitas
vital
|
|
Sesudah
|
Sebelum
|
||||||
1
|
Dellya
Ramadhan
|
18
|
166
|
41
|
80
|
3000
|
2500
|
2
|
Widiet
Nurcahyo
|
18
|
162
|
54
|
88
|
3250
|
2500
|
3
|
Firtanis
Maulina
|
18
|
164
|
44,5
|
84
|
3000
|
2250
|
4
|
Gerda
Permata Aji
|
19
|
148
|
48
|
87
|
2750
|
2500
|
5
|
Novia
Nanda
|
18
|
152
|
49
|
81
|
2500
|
2750
|
6
|
Ni’matul
Faizah
|
18
|
151
|
41
|
81
|
2750
|
2550
|
VII.
PEMBAHASAN
Sistem
respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme
khusunya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terkait dalam materi
organik menjadi ATP. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat
keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga
hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Hidung merupakan organ
pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung.
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di
dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga
udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap.
Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain.
Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan. Tenggorokan
merupakan bagian dari organ pernapasan. udara masuk menuju pangkal tenggorokan
(laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke
tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang
tenggorokan (trakea). Pada batang tenggorokan ini terdapat suatu katup
epiglotis. Katup ini bekerja dengan cara membuka jika bernapas atau berbicara
dan menutup pada saat menelan makanan. Adanya katup tersebut, udara akan masuk
ke paru-paru dan makanan akan menuju lambung. Pada laring, di bawah epiglotis,
terdapat pita suara. Ketika udara melewati pita suara, pita suara akan bergetar
dan menghasilkan suara. Hal ini terjadi ketika kita berbicara. Trakea bercabang
menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan
mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus. Setelah bronkiolus, terdapat lagi namanya alveolus, ruang berbentuk
heksagonal dengan lubang besar untuk keluar masuk udara yang memiliki dinding
tipis dan berhubungan dengan alveoli lainnya. Bronkiolus dan alveolus terdapat
pada organ paru-paru. Paru-paru juga tersusun oleh jaringan elastik, dan
pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan
daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Kapasitas vital paru-paru adalah udara
yang dihembuskan sekuat kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya.
Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara
pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu :
-
Volume tidal (udara pernapasan biasa) merupakan volume udara yang
diinspirasikan dan diekspirasikan disetiap pernapasan normal, jumlahnya
kira-kira 500 ml.
-
Volume cadangan inspirasi (udara komplementer) merupakan volume tambahan udara
yang dapat diinspirasikan diatas volume tidak normal dan ia biasanya sama
dengan kira-kira 3000 ml.
-
Volume cadangan ekpirasi (udara suplementer) merupakan jumlah udara yang masih
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal
yang normal, jumlahnya kira-kira 1100 ml.
-
Volume sisa (udara residu) adalah volume udara yang masih tersisa didalam
paru-paru setelah kebanyakan ekspirasi kuat. Volume ini rata-rata sekitar 1200
ml. Volume sisa ini merupakan udara yang tidak dapat dikeluarkan sekalipun
bahkan dengan ekpirasi sekuat-kuatnya. Hal ini penting karena ia menyediakan
udara didalam alveolus untuk mengaerasikan darah bahkan diantara dua siklus
pernapasan. Seandainya tidak ada udara sisa, konsentrasi oksigen dan
karbondioksida didalam darah akan naik turun secara jelas dengan setiap
pernapasan, ini tentu akan merugikan proses pernapasan.
Pada percobaan kali ini berkaitan
dengan sistem respirasi manusia yakni mengetahui kapasitas vital paru-paru
manusia. Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KVP =
UP + UK + US.
Dalam praktikum ini, praktikan menguji
6 probandus sebagai objek untuk mengetahui dan membandingkan kapasitas vitalnya
saat santai/sebeum olahraga dan setelah olahraga. Pertama menyiapkan serta
menyusun (spirometer ) dan bahan. Lalu membuat hasil atau data pengamatan
berkaitan dengan umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar dada,
dan kapasitas vital sebelum olahraga dan setelah olahraga. Isi keterangan umur
dan jenis kelamin dan ukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar dada
masing-masing probandus. Kemudian menyuruh probandus pertama menarik napas
sedalam-dalamnya dan menghembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut yang dihubungkan
dengan pipa plastik, kemudian praktikan membaca volumenya lalu menuliskan data
pada hasil pengamatan. Setelah itu, menyuruh probandus pertama untuk lari naik
turun tangga . Setelah 5 menit berlari secepat mungkin menyuruh probandus pada
setiap kelompok untuk menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan
sekuat-kuatnya lewat mulut yang dihubungkan dengan pipa plastik, kemudian
praktikan membaca volumenya menuliskan data pada hasil pengamatan. Demikian
dilakukan pada probandus selanjutnya secara bergiliran menurut kelompoknya
masing-masing.
Setelah melakukan percobaan, akhirnya
praktikan memperoleh hasil pengamatan sebagai berikut
Pada probandus pertama bernama Dellya
berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 166 cm, berat
badan 41 kg, lingkar dada 80 cm. Kapasitas vital saat santai 3000 ml, sedangkan
kapasitas vital setelah olahraga 2500 ml. Pada probandus kedua bernama Widiet
berumur 18 dengan jenis kelamin laki-laki memiliki tinggi badan 162 cm, berat
badan 54 kg, lingkar dada 88 cm. Kapasitas vital saat santai 3250 ml, sedangkan
kapasitas vital setelah olahraga 2500 ml. Pada probandus ketiga bernama Firtanis
berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 164 cm, berat
badan 44,5 kg, lingkar dada 84 cm. Kapasitas vital saat santai 3000 ml,
sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2250 ml. Pada probandus keempat
bernama Gerda berumur 19 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 148
cm, berat badan 48 kg, lingkar dada 87 cm. Kapasitas vital saat santai 2750 ml,
sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2500 ml. Pada probandus kelima
bernama Novia berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan
152 cm, berat badan 49 kg, lingkar dada 81 cm. Kapasitas vital saat santai 2500
ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2750 ml. Pada probandus keenam
bernama Ni’matul berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi
badan 151cm, berat badan 41 kg, lingkar dada 81 cm. Kapasitas vital saat santai
2750ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2550 ml.
Dari
data di atas kapasitas saat santai dan sesudah melakukan kegiatan
olahraga dengan berlari kapasitas vital manusia menjadi menurun karena semakin
banyak kegiatan maka energi yang dibutuhkan
juga semakin besar sehingga kapasitas paru-paru menampung O2 bertambah
besar. Ada salah satu probandus Novia
yang kapasitasnya lebih besar setelah melakukan kegiatan. Hal ini
mungkin disebabkan aktivitasnya sedikit dan menyimpan cadangan O2 yang
lebih besar.
Besar kapasitas vital paru-paru yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: berat badan, tinggi badan,
lingkar dada, umur dan jenis kelamin.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas
vital paru-paru. Laki-laki dan perempuan memiliki kapasitas vital yang berbeda.
Laki-laki memiliki kapasitas vital paru-paru yang lebih besar daripada
perempuan. Kadar O2yang dibutuhkan laki-laki lebih
banyak dari perempuan karena pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak
daripada perempuan.
Selain itu usia juga mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru. Pengaruh usia terhadap kapasitas paru-paru yaitu
semakin bertambahnya usia seseorang maka intensitas pernapasannya juga menurun.
Selanjutnya, lingkar dada yang besar
volume paru-parunya juga besar sehingga kapasitas vital paru-parunya juga
besar. Hal ini karena apabila ukuran rongga torak besar, paru-paru mengembang
lebih besar sehingga kapasitas udara untuk menampung udara pernapasan
lebih besar pula.
Berat badan tinggi badan probandus
juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Semakin besar berat badan dan
tinggi badan maka kapasitas paru-parunya juga semakin besar.
Kapasitas vital seseorang ketika duduk
dan berlari juga berbeda. Semakin tinggi aktifitas, frekuensi pernapasan juga
semakin cepat. Hal ini dikarenakan agar mendapat energi yang besar
melalui proses respirasi. Proses respirasi yang demikian membutuhkan suplai
oksigen yang besar untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam sel di seluruh
tubuh.
Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan probandus yang memiliki tinggi badan dan berat badan yang besar dan
adanya aktivitas maupun tidak, tidak berpengaruh pada kapasitas vital
paru-paru, karena dibuktikan pada tabel hasil pengamatan terjadi fluktuasi pada
kapasitas vitalnya. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat
percobaan yaitu ketika menarik napas dan menghembuskan napas kurang dilakukan
dengan sekuat-kuatnya oleh probandus sehingga tidak didapatkan hasil sesuai
teori.
Pada
percobaan sistem respirasi kali ini, kapasitas vital di pengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu usia, berat badan, posisi tubuh, aktivitas dan lingkar
dada.
Semakin
bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun karena berbedanya jumlah energi yang dibutuhkan
tubuh sehingga semakin tua juga akan semakin berbeda dengan bayi yang kebutuhan
energinya tergolong rendah. Semakin besar ukuran tubuh / berat badan
seseorang maka kebutuhan oksigen lebih banyak sehingga laju pernafasan
meningkat dan kadar karbondioksida yang dihasilkan meningkat pula.Frekuensi
pernafasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan dengan posisi diam. Pada saat melakukan aktivitas frekuensi pernapasan meningkat
karena tubuh memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam tubuh
untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas. Sedangkan pengaruh
lingkar dada adalah semakin besar lingkar dada seseorang maka akan semakin
besar bentuk fisik paru-paru. Hal ini mempengaruhi volume paru-paru, dengan
kata lain konsumsi oksigen dari bentuk paru-paru yang besar akan lebih banyak
di terima daripada bentuk yang kecil.
Dari hasil data probandus tidak semuanya
sesuai dengan teori. Misalnya pada berat badan dan aktivitas. Hal ini bisa saja
disebabkan oleh faktor-faktor lain antaralain.
1.
Faktor keturunan / genetik
2.
Suhu tubuh
3.
Kondisi emosional
4.
Posisi tubuh
5.
Penyakit mungkin di derita
VIII. PENUTUP
8.1 Kesimpulan
·
Pernafasan atau respirasi adalah suatu
proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga
penggunaan energi di dalam tubuh.
·
Sistem pernafasan manusia terdiri dari rongga
hidung, pangkal tenggorok, batang tenggorok yang terdiri dari bronkus dan
bronkeolus, dan paru-paru.
·
Menurut tempat terjadinya
pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,yaitu pernapasan
luar dan pernapasan dalam.
·
Pernapasan dada adalah pernapasan yang
melibatkan otot antar tulang rusuk.
·
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang
mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada.
·
kapasitas vital di pengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu usia, berat badan, posisi tubuh, aktivitas dan lingkar
dada.
8.2 Saran
·
Menjaga kebersihan laboratorium
·
Membaca skala pada alat percobaan dengan
benar
DAFTAR PUSTAKA
Algasaff,
H.2005.Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga
University Press.
University Press.
Bevelander, Gerrit.
1988. Dasar-Dasar Histologi.
Erlangga. Jakarta..
Handoko. 2001. Sistem
Pernapasan Manusia. Jakarta: Esis.
Pearce, Everlyn C.2008.Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis.Gramedia.
Jakarta.
Syaifuddin,
2006. Anatomi
dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.
EGC.
Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk
Praktikum Biologi Dasar. Jember:
Universitas Jember.
Universitas Jember.
Waluyo, joko. 2010. Biologi Umum. Jember. Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember:
Universitas Jember
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi.Bandung:
Tarsito
https://www.google.com/search?q=gambar+alat+yang+digunakan+dalam+sistem+respirasi
0 Response to "Sistem Respirasi"
Post a Comment