Sistem Respirasi



PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
“ SISTEM RESPIRASI ”




 




                    













                                          NAMA                  : JAHROTUL JANNAH
                                          NIM                       : 130210103009
                                          KELOMPOK       : 1                              





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013



I.                   JUDUL
Sistem Respirasi

II.                TUJUAN
2.1  Mengetahui kapasitas pernapasan paru-paru
2.2  Mengetehui organ respirasi pada hewan

III.             DASAR TEORI
Respirasi adalah suatu sistem yang sangat pentimg, dengan mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida ke udara ( Waluyo, 2006 : 257 ).
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi(Syaifuddin, 2006: 192)
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme khususnya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terikat dalam materi organik menjadi energi siap pakai ( ATP ) dalam sel. Hewan umumnya memiliki memiliki organ respirasi yang bermacam-macam tergantung pada habitat dan pola habitatnya. Selain itu, tingkatan evolusi juga menentukan macam organ respirasinya ( Tim Dosen Pembina, 2013 : 29 )
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh (Yatim, 1990: 170).
Peran sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular  bertanggung jawab untuk perfusi darah melalui paru-paru sedangkan sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi dan respirasi (Handoko, 2001: 30).

Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas :
·         Rongga Hidung
Rongga hidung memiliki banyak kapiler darah dan selalu lembab dengan adanya lendir   yang dihasilkan mukosa.di dalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas,agar tidak masuk ke paru-paru.
·         Faring
Ruang di belakangrongga hidung, jalan masuknya udara dari rongga hidung,diruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur pergantian jalannya udara pernafasan dan makanan.


·         Laring
Pangkal batang tenggorokan, terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis dan trikoid
·         Trakea
Batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan berbentuk huruf”c” pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda asing  kehulu saluran pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara.
·         Bronkus
Cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satu menuju paru-paru kanan.
·         Bronkiolus
Cabang dari bronkus,cabang-cabang halus berdinding tipis
·          Alveolus
Saluran akhir pernafasan berupa gelembung-gelembung udar, adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pernukaran gas ( waluyo. 2010:235-238).
·         Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Alveolus dalam paru-paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah (Yatim, 1990).
Respirasi dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu :
1)             Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara.
2)             Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen yang diperlukan pun menjaid berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat.ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan di sesuaikan dengan besar kecil tekanan udara (Bevelander, 1979).
Spirometri, merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian terbesar volume dan kapasitas paru- paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa atau Forced Expiratory Volume (FEV) adalah volume dari udara yg dihembuskan dari paru- paru setelah inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik (FEV1) . Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-  paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif (hambatan aliran udara) dan restriktif (hambatan pengembangan paru).Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai FEV1 kurang dari 75% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif  bila nilai kapasitas vital kurang dari 80% dibanding dengan nilai standar (Algasaff, 2005: 44).
Mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Fase Inspirasi.
 Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fase Ekspirasi.
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisisemula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar,akibatnya udara keluar dari paru-paru (Pearce, 2008).
Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan(Bevelander, 1979).

IV.             METODOLOGI PENELITIAN
4.1  Alat dan Bahan
4.1.1        Alat
a.       Bak besar
b.      Botol besar bervolume 5 liter
c.       Pipa plastik
d.      Papan bedah
e.        
f.       Skalpel
g.      Gelas ukur
h.      Jarum pentul
i.        Timbangan berat badan
j.        Alat ukur (mit line)
4.1.2        Bahan
a.       Kapas sterils
b.      Air secukupnya

V.                LANGKAH KERJA
Cara kerja untuk mengetahui kapasitas vital paru-paru :
Rounded Rectangle: Membuat skala pada botol besar menggunakan gelas ukur
Rounded Rectangle: Mengisi botol besar lalu di balik
Rounded Rectangle: Memasang salah satu ujung pipa plastik pada botol dan ujung lainnya di permukaan air
Rounded Rectangle: Menarik napas dan menghembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut dengan pipa plastik
Rounded Rectangle: Membaca volumenya
Rounded Rectangle: Menyuruh probandus melakukan gerak badan
Rounded Rectangle: Menarik napas dan menghembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut dengan pipa plastik
 





























VI.             HASIL PENGAMATAN
NO.
Nama probandus
Umur
Tinggi
badan
Berat badan
Lingkar dada
Kapasitas vital
Sesudah
Sebelum
1
Dellya Ramadhan
18
166
41
80
3000
2500
2
Widiet Nurcahyo
18
162
54
88
3250
2500
3
Firtanis Maulina
18
164
44,5
84
3000
2250
4
Gerda Permata Aji
19
148
48
87
2750
2500
5
Novia
Nanda
18
152
49
81
2500
2750
6
Ni’matul Faizah
18
151
41
81
2750
2550

VII.          PEMBAHASAN
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme khusunya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terkait dalam materi organik menjadi ATP. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Hidung merupakan organ pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan. Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan. udara masuk menuju pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang tenggorokan (trakea). Pada batang tenggorokan ini terdapat suatu katup epiglotis. Katup ini bekerja dengan cara membuka jika bernapas atau berbicara dan menutup pada saat menelan makanan. Adanya katup tersebut, udara akan masuk ke paru-paru dan makanan akan menuju lambung. Pada laring, di bawah epiglotis, terdapat pita suara. Ketika udara melewati pita suara, pita suara akan bergetar dan menghasilkan suara. Hal ini terjadi ketika kita berbicara. Trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Setelah bronkiolus, terdapat lagi namanya alveolus, ruang berbentuk heksagonal dengan lubang besar untuk keluar masuk udara yang memiliki dinding tipis dan berhubungan dengan alveoli lainnya. Bronkiolus dan alveolus terdapat pada organ paru-paru. Paru-paru juga tersusun oleh jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk  pertukaran gas.
Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang dihembuskan sekuat kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya. Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
-       Volume tidal (udara pernapasan biasa) merupakan volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan disetiap pernapasan normal, jumlahnya kira-kira 500 ml.
-       Volume cadangan inspirasi (udara komplementer) merupakan volume tambahan udara yang dapat diinspirasikan diatas volume tidak normal dan ia biasanya sama dengan kira-kira 3000 ml.
-       Volume cadangan ekpirasi (udara suplementer) merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya kira-kira 1100 ml.
-       Volume sisa (udara residu) adalah volume udara yang masih tersisa didalam paru-paru setelah kebanyakan ekspirasi kuat. Volume ini rata-rata sekitar 1200 ml. Volume sisa ini merupakan udara yang tidak dapat dikeluarkan sekalipun bahkan dengan ekpirasi sekuat-kuatnya. Hal ini penting karena ia menyediakan udara didalam alveolus untuk mengaerasikan darah bahkan diantara dua siklus pernapasan. Seandainya tidak ada udara sisa, konsentrasi oksigen dan karbondioksida didalam darah akan naik turun secara jelas dengan setiap pernapasan, ini tentu akan merugikan proses pernapasan.
Pada percobaan kali ini berkaitan dengan sistem respirasi manusia yakni mengetahui kapasitas vital paru-paru manusia. Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KVP = UP + UK + US.
Dalam praktikum ini, praktikan menguji 6 probandus sebagai objek untuk mengetahui dan membandingkan kapasitas vitalnya saat santai/sebeum olahraga dan setelah olahraga. Pertama menyiapkan serta menyusun (spirometer ) dan bahan. Lalu membuat hasil atau data pengamatan berkaitan dengan umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar dada, dan kapasitas vital sebelum olahraga dan setelah olahraga. Isi keterangan umur dan jenis kelamin dan ukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar dada masing-masing probandus. Kemudian menyuruh probandus pertama menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut yang dihubungkan dengan pipa plastik, kemudian praktikan membaca volumenya lalu menuliskan data pada hasil pengamatan. Setelah itu, menyuruh probandus pertama untuk lari naik turun tangga . Setelah 5 menit berlari secepat mungkin menyuruh probandus pada setiap kelompok untuk menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut yang dihubungkan dengan pipa plastik, kemudian praktikan membaca volumenya menuliskan data pada hasil pengamatan. Demikian dilakukan pada probandus selanjutnya secara bergiliran menurut kelompoknya masing-masing.
Setelah melakukan percobaan, akhirnya praktikan memperoleh hasil pengamatan sebagai berikut
Pada probandus pertama bernama Dellya berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 166 cm, berat badan 41 kg, lingkar dada 80 cm. Kapasitas vital saat santai 3000 ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2500 ml. Pada probandus kedua bernama Widiet berumur 18 dengan jenis kelamin laki-laki memiliki tinggi badan 162 cm, berat badan 54 kg, lingkar dada 88 cm. Kapasitas vital saat santai 3250 ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2500 ml. Pada probandus ketiga bernama Firtanis berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 164 cm, berat badan 44,5 kg, lingkar dada 84 cm. Kapasitas vital saat santai 3000 ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2250 ml. Pada probandus keempat bernama Gerda berumur 19 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 148 cm, berat badan 48 kg, lingkar dada 87 cm. Kapasitas vital saat santai 2750 ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2500 ml. Pada probandus kelima bernama Novia berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 152 cm, berat badan 49 kg, lingkar dada 81 cm. Kapasitas vital saat santai 2500 ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2750 ml. Pada probandus keenam bernama Ni’matul berumur 18 dengan jenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 151cm, berat badan 41 kg, lingkar dada 81 cm. Kapasitas vital saat santai 2750ml, sedangkan kapasitas vital setelah olahraga 2550 ml.
Dari  data di atas kapasitas saat santai dan sesudah melakukan kegiatan olahraga dengan berlari kapasitas vital manusia menjadi menurun karena semakin banyak kegiatan maka energi yang dibutuhkan  juga semakin besar sehingga kapasitas paru-paru menampung O2 bertambah besar. Ada salah satu probandus Novia  yang kapasitasnya lebih besar setelah melakukan kegiatan. Hal ini mungkin disebabkan aktivitasnya sedikit dan menyimpan cadangan O2 yang lebih besar.
Besar kapasitas vital paru-paru yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:  berat badan, tinggi badan, lingkar dada, umur  dan jenis kelamin.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Laki-laki dan perempuan memiliki kapasitas vital yang berbeda. Laki-laki memiliki kapasitas vital paru-paru yang lebih besar daripada perempuan. Kadar O2yang dibutuhkan laki-laki lebih banyak dari perempuan karena pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak daripada perempuan.
Selain itu usia juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Pengaruh usia terhadap kapasitas paru-paru yaitu semakin bertambahnya usia seseorang maka intensitas pernapasannya juga menurun.
Selanjutnya, lingkar dada yang besar volume paru-parunya juga besar sehingga kapasitas vital paru-parunya juga besar. Hal ini karena apabila ukuran rongga torak besar, paru-paru mengembang lebih besar sehingga kapasitas udara untuk menampung udara pernapasan  lebih besar pula.
Berat badan tinggi badan probandus juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Semakin besar berat badan dan tinggi badan maka kapasitas paru-parunya juga semakin besar.
Kapasitas vital seseorang ketika duduk dan berlari juga berbeda. Semakin tinggi aktifitas, frekuensi pernapasan juga semakin cepat. Hal ini dikarenakan agar  mendapat energi yang besar melalui proses respirasi. Proses respirasi yang demikian membutuhkan suplai oksigen yang besar  untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam sel di seluruh tubuh.
Dari hasil percobaan  yang telah dilakukan probandus yang memiliki tinggi badan dan berat badan yang besar dan adanya aktivitas maupun tidak, tidak berpengaruh pada kapasitas vital paru-paru, karena dibuktikan pada tabel hasil pengamatan terjadi fluktuasi pada kapasitas vitalnya.  Hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat percobaan yaitu ketika menarik napas dan menghembuskan napas kurang dilakukan dengan sekuat-kuatnya oleh probandus sehingga tidak didapatkan hasil sesuai teori.
Pada percobaan sistem respirasi kali ini, kapasitas vital di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, berat badan, posisi tubuh, aktivitas dan lingkar dada.
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun karena berbedanya jumlah energi yang dibutuhkan tubuh sehingga semakin tua juga akan semakin berbeda dengan bayi yang kebutuhan energinya tergolong rendah. Semakin besar ukuran tubuh / berat badan seseorang maka kebutuhan oksigen lebih banyak sehingga laju pernafasan meningkat dan kadar karbondioksida yang dihasilkan meningkat pula.Frekuensi pernafasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan dengan posisi diam. Pada saat melakukan aktivitas frekuensi pernapasan meningkat karena tubuh memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam tubuh untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas. Sedangkan pengaruh lingkar dada adalah semakin besar lingkar dada seseorang maka akan semakin besar bentuk fisik paru-paru. Hal ini mempengaruhi volume paru-paru, dengan kata lain konsumsi oksigen dari bentuk paru-paru yang besar akan lebih banyak di terima daripada bentuk yang kecil.

Dari hasil data probandus tidak semuanya sesuai dengan teori. Misalnya pada berat badan dan aktivitas. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor-faktor lain antaralain.
1.      Faktor keturunan / genetik
2.      Suhu tubuh
3.      Kondisi emosional
4.      Posisi tubuh
5.      Penyakit mungkin di derita




VIII.       PENUTUP
8.1  Kesimpulan
·         Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
·         Sistem pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorok, batang tenggorok yang terdiri dari bronkus dan bronkeolus, dan paru-paru.
·         Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
·         Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
·         Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
·         kapasitas vital di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, berat badan, posisi tubuh, aktivitas dan lingkar dada.


8.2  Saran
·         Menjaga kebersihan laboratorium
·         Membaca skala pada alat percobaan dengan benar




















DAFTAR PUSTAKA

Algasaff, H.2005.Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga 
            University Press
.
Bevelander, Gerrit. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga. Jakarta..
Handoko. 2001. Sistem Pernapasan Manusia. Jakarta: Esis.
Pearce, Everlyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Gramedia. Jakarta.
Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
            EGC.
Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember:
           Universitas Jember.
Waluyo, joko. 2010. Biologi Umum. Jember. Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi.Bandung: Tarsito

https://www.google.com/search?q=gambar+alat+yang+digunakan+dalam+sistem+respirasi
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Sistem Respirasi"

Post a Comment