Mengenal Ekosistem
LAPORAN PRAKTIKUMPRAKTIKUMBIOLOGI DASAR“ MENGENAL EKOSISTEM ”
NAMA : JAHROTUL JANNAH
NIM
: 130210103009
KELOMPOK : 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I.JUDUL
Mengenal
Ekosistem
II.TUJUAN
1. Untuk
mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya
dalam ekosistem.
III. DASAR TEORI
Ekosistem
adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik
antara oraganisme dengan lingkungannya. Ekositem sifatnya tidak tergantung
kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya.
Ekosistem lengkap terdiri tas komponen abiotik dan komponen biotik ( Tim Dosen
Pembina, 2012: 44 )... Lingkungan biotik, yaitu semua organisme yang terdapat
di sekelilingnya. Lingkungan abiotik, yaitu faktor-faktor seperti iklim ( suhu,
kelembaban, cahaya ), garam-garam yang larut dan medium tempat hidupnya (
tanah, air, udara ) ( Soemarwoto, 1980: 72 ).
Ilmu
yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua akar kata
Yunani ( oikos = rumah dan logos = ilmu ), sehingga secara harfiah bisa
diartikan sebagai kajian organisme hidup dalam rumahnya ( Rusmendro, 2009: 45
).
Ekosistem
merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu
ekosistem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi antar
semua komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup ( biotik ) dan
komponen tak hidup ( abiotik ) ( Amiruddin, 1989: 78 )
1. Komponen
biotik
Manusia,
hewan, dan tumbuhan termasuk komponen biotik yang terdapat dalam suatu
ekosistem. Komponen abiotik dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Produsen
adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk
makhluk hidup yang lain. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama
bagi organisme lain, yaitu konsumen. Semua produsen dapat menghasilkan
makanannya sendiri sehingga disebut autotrof ( Amiruddin, 1989: 78 ).
b. Konsumen
adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung
pada organisme lain dalam hal makanan. Semua konsumen disebut organisme
heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Pemakan
tumbuhan ( herbivora ), misalnya kambing, kelinci, dan kelinci,
2. Pemakan
daging ( karnivora ), misalnya harimau, burung elang,
3. Pemakan
tumbuhan dan daging ( omnivora ), misalnya orang utan ( Amiruddin,1989: 79 ).
c. Pengurai
( Dekomposer )
Dekomposer berperan
sebagai pengurai, yang menguraikan zat-zat organik ( dari bangkai ) menjadi
zat-zat organik penyusunnya. Contohnya adalah jamur dan bakteri ( Amiruddin,
1989: 79 ).
2. Komponen
abiotik
a. Cahaya
matahari
Dalam berfotosintesis,
tumbuhan hijau memerlukan adanya cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya
matahari,tumbuhan hijautidak dapat melakukan fotosintesis secara maksimal.
Dengan kata lain, cahaya matahari adalah sumber utama dalam proses
fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh
hewan dan manusia sebagai sumber makanan ( Anshory, 1984: 99 ).
b. Udara
Udara merupakan
lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi
makhluk hidup. Oksigen diperlukan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia dalam
proses respirasi. Pada respirasi ikeluarkan gas karbondioksida. Karbondioksida
diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan
dilepaskan oksigen ( Anshory, 1984: 99 ).
c. Air
Untuk mempertahankan
hidupnya, setiap mahkluk hidup memerlukan air. Air berfungsi sebagai pelarut
zat makanan yang dimakan makhlk hidup. Air jug diperlukan oleh tumbuhan dalam
proses fotosintesis. Bagi hewan air, air diperlukan untuk tempat hidupnya (
Anshory, 1984: 99 ).
d. Tanah
Tanah merupakan tempat
tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu tanah merupakan sumber
makanan bagi hewan dan tumbuhan ( Anshory, 1984: 99 ).
e. Suhu
Terjadinya perubahan
suhu dari panas ke dingin atau sebaliknya sangat berengaruh terhadap kehidupan
makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem karena perubahan suhu ini dapat
mengakibatkan perubahan ikilim dan curah hujan ( Kamajaya, 1996: 87 ).
f. Kelembaban
daerah
Pada daerah lembab, lebih banyak
tumbuhan yang memerlukan sedikit sinar matahari. Di daerah kering atau panas,
misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan seperti bakau dan pohon kelapa
( Kamajaya, 1996: 87 ).
Ekosistem
dikatakan seimbang apabila komposisidiantara komponen-komponen tersebut dalam
keadaan seimbang. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan
ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan
tindakan manusia ( Soemarwoto, 1980: 73 ).
1. Perubahan
ekosistem secara alami
Dapat
terjadi karena adanya gangguan alam. Misalnya, gunung meletus dan perubahan
musim.
2. Perubahan
ekosistem karena manusia
Misalnya
penebangan hutan yang dilakukan oleh manusia.
Satuan-satuan
hidup penyusun ekosistem, yaitu:
1. Individu
Adalah
makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau
tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya, disebut jua makhluk hidup tunggal (
Anshory: 102 ).
2. Populasi
Yaitu
kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama ( sejenis ) dan menempati
daerah tertentu ( Anshory, 1984: 102 ).
3. Komunitas
Adalah
berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat pada daerah yang sama, misalnya
halaman sekolah ( Anshory, 1984: 102 ).
4. Biosfer
Adalah
semua ekosistem yang berada di permukaan bumi ( Anshory, 1984: 102 ).
·
Macam-macam ekosistem
Menurut proses
terbentuknya, yaitu
1. Ekosistem
alami
Adalah
ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia (
Amiruddin, 1989: 80 ).
2. Ekosistem
buatan
Adalah
ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia ( Amiruddin, 1989: 80 ).
Berdasarkan
habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan ( hutan, padang
rumput, semak belukar, ekosistem tegalan ) dan ekosistem perairan ( tawar,
payau, asin ) ( Tim Dosen Pembina, 2012: 44 ).
1. Ekosistem
daratan ( teressial )
a. Hutan
huja tropis
Hutan hujan tropis
terletak di daerah tropik dan subtropik.
Ciri-cirinya:
Ø Curah
hujan 220-225 cm per tahun.
Ø Spesies
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda-beda tergantung letak geografisnya.
Ø Tinggi
pohon utama antara 20-40 cm, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung ( kanopi )
Ø Variasi
suhu dan kelembaban tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 ◦C.
Ø Terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana ( rotan ), dan anggrek sebagai epifit ( Kamajaya,
1996: 88 ).
b. Sabana
Terdapat di wilayah dengan curah hujan sekitar
40-60 inchi per tahun, tetapi kelembaban dan suhu masih tergantung pada iklim
dan musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia (
Kamajaya, 1996: 88 ).
c. Padang
rumput
Terdapat di daerah tropik
ke daerah subtropik. Curah hujankurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun
tidak teratur, porositas tinggi, dan drainase cepat. Tumbuhan terdiri atas
tumbuhan terna dan rumput ( Kamajaya, 1996: 88 ).
d. Gurun
Terdapat di daerah
tropik yang berbatasandengan padang rumput. Ciri ekosisitem gurun adalah
gersang, curah hujan rendah ( 25 cm per tahun ), perbedaan suhu siang dan malam
sangat besar, tmbuhan semusimnya berukuran kecil, tumbuhan menahun dengan bentk
seperti duri ( Kamajaya, 1996: 88 ).
e. Hutan
gugur
Terdapat di daerah
beriklim sedang dengan 4 musim. Curah hujan merata sepanjang tahun, jenis pohon
sedikit dan tidak terlalu rapat ( Kamajaya, 1996: 88 ).
f. Tundra
Terdapat di belahan
bumu bagaian utara di dalam lingkaran-lingkaran kutub dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Tumbuhannya mampu berdapatasi dengan keadaan yang dingin (
Kamajaya, 1996: 88 ).
g. Taiga
Terdapat di belahan
bumi bagian utara dan di pegunungan daerah tropik. Suhu di musim dingin rendah,
tersusun atas satu spesies.
2. Ekosistem
perairan ( akuatik )
a. Ekosistem
air tawar
Ciri-cirinya :
Ø Variasi
tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Organisme yang hidup di air tawar biasanya tela beradaptasi ( Amiruddin, 1989:
84 ).
b. Ekosistem
air laut
Ditandai oleh salinitas
atau kadar garam yang tinggi, perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi,
sehingga terdapat daerah batas antara lapisan air panas dan air yang dingin
yang disebut daerah termoklin( Amiruddin, 1989: 84 ).
c. Ekosistem
estuari
Adalah tempat bertemunya
sungai dengan laut.
d. Ekosistem
pantai
e. Ekosistem
sungai
f. Ekosistem
laut dalam
g. Ekosistem
terumbu karang
Ketergantungan
antar komponen abiotik dapat terjadi melalui:
1. Rantai
makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dalam rangkai makanan disebut tingkat
trofi. Tingkat trofi pertama adalah produsen, kemudian tingkat trofi kedua
adalah konsumen primer dan seterusnya. Setiap pertukara energi dan setiap
tingkat trofi, sebagian energi akan hilang ( Kamajaya, 1996: 90 ).
2. Jaring-jaring
makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup (
Kamajaya,1996: 90 ).
3. Piramida
makanan adalah piramida yang menggambarka jumlah berat dan energi mulai dari
produsen sampai konsumen puncak ( Kamajaya, 1996: 91 ).
4. Daur
biogeokimia
Adalah
daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia ( Kamajaya,1996: 91
).
IV.
Alat dan Bahan
Alat
a. Pasak
b. Tali
rafia
c. Kantong
plastik
d. Alat
tulis
Bahan
a. Ekosistem
daratan ( daerah sekitar kampus )
V. Cara kerja
VI.
Hasil Pengamatan
Jenis
Komponen:
·
Komponen Abiotik
Ø Plastik
= 3 , prosentasenya 0,9 %
Ø Tanah
Ø Udara
Ø Cahaya
Ø Karet
= 1, prosentasenya 0,3 %
Ø Daun
kering = 85, prosentasenya 25, 7 %
Ø Batang
kering = 10, prosentasenya 3 %
·
Komponen biotik
Ø Belalang
= 1, prosentasenya 0,5 %
Ø Semut
= 21, prosentasenya 10,8 %
Ø Serangga
coklat = 2, prosentasenya 1 %
Ø Serangga
hitam = 3, prosentasenya 1,5 %
Ø Rumput
A = 5, prosentasenya 2,6 %
Ø Rumput
B = 30, prosentasenya 15 %
Ø Rumput
C = 1, prosentasenya 0,5 %
Ø Rumput
D = 40, prosentasenya 20,5 %
Ø Rumput
E = 9, prosentasenya 4,6 %
Ø Rumput
F = 15, prosentasenya 7,7 %
Ø Rumput
G = 4, prosentasenya 2,05 %
Ø Nyamuk
= 1, prosentasenya 0,5 %
Ø Ulat
= 1, prosentasenya 0,5 %
Gambar
Ekosistem yang dibuat, dengan kuadran 1 x 1 m2
VII. Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, kami mengamati ekosistem daratan, yaitu di sekitar dari
daerah kampus. Ekosistem yang kami amati termasuk ke dalam ekosistem terbuka,
karena terletak di lam terbuka. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain serta dengan benda tak hidup. Pada
ekosistem yang kami amati melalui petak kuadran yang kami buat, yaitu 1 x 1 m2,
kami menemukan komponen penyusun ekosistem, yaitu omponen botik dan komponen
abiotik. Komponen biotik, meliputi belalang, semut, serangga coklat, serangga
hitam, ulat, rumput A, rumput B, rumput C, rumput D, rumput E, rumput F, rumput
G, dan nyamuk. Komponen abiotik, yaitu plastik, udara, tanah, daun kering,
batang kering, dan biji kering.
Dari
hasil pengamatan yang telah disebutkan, kita dapat mengetahui bahwa komponen
abiotik adalah komponen yang terdiri atas komponen tak hidup, sedangkan biotik
adalah komponen yang terdiri atas komponen makhluk hidup. Dari data diatas
dapat dilihat ekosistem yang diamati merupakan ekosistem lengkap.
Pada
lingkungan biotik terdapat belalang dengan prosentase 0,5 %, dilihat dari
kedudukannya belalang merupakan konsumen tingkat I, semut dengan prosentase
10,8 %, dalam ekosistem semut berperan sebagai konsumen tingkat I, serangga
coklat dengan prosentase 1 % yang berperan sebagai konsumen tingkat I, serangga
hitam dengan prosentase 1,5 % yang berkedudukan sebagai konsumen tingkat I,
ulat dengan prosentase 0,5 % yang berkedudukan sebagai konsumen tingakat I,
nyamuk dengan proentase 0,5 % yang berperan sebagi konsumen. Rumput A dengan
prosentase 2,6 %, rumput B dengan prosentase 15 %, rumput C dengan presentasi
0,5 %, rumput D dengan prosentase 20,5 %, rumput E dengan prosentase 4,6 %,
rumput F dengan prosentase 7,7 %, rumput G dengan prosentase 2,05 % dan ke
semua rumput itu berperan sebagai produsen. Dan dalam setiap ekosistem terdapat
dekomposer ( pengurai), yaitu jamur atau bakteri.
Berdasarkan
energi yang berlangsung, terjadi proses makan dan dimakan. Proses makan dan
dimakan terjadi dari produsen ke konsumen. Peristiwa ini disebut rantai
makanan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh rantai makanan :
Bedasarkan
pada proses rantai makanan yang terjadi, maka dapat pula dibentuk jaring-jarinh
makanan. Jaring-jarinh makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang
digambarkan dalam bentuk jaring-jaring yang saling berhubungan. Berdasarkan
ekosistem yang kami amati, maka terbentuklah sebuah jaring-jaring makanan
sebagai berikut :
Rumput A, B,
C, D, E, F, dan G
Dalam
ekosistem yang diamati hanya ada konsumen tingkat pertama yaitu hewan-hewan
kecil herbivora, itu dikarenakan dalam petak pengamatan tidak ditemukan adanya
konsumen tingkat tinggi, misalnya karnivora.
Jaring-jaring
makanan yang terbentuk masih sangat sederhana karena tidak adanya konsumen yang
berperan sebagai karnivora. Jaring-jarnig makanan memperlihatkan populasi yang
satu degan yang lain . Jaring-jaring makanan yang menggambarkan hubungan makan
dan dimakan itu terbentuk agar kelangsungan populasi dalam suatu ekosistem
terjamin. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin
kompleksnya aliran energi dan aliran makanan. Hal ini mengakibatkan kestabilan
komunitas dan kestabilan dalam ekosistem. Bisa dibayangkan, bila jaring-jaring
sederhana, kemudian kehilangan salah satu spesies hilangng, maka aliran energi
dan aliran makanan di dalam ekosistem akan kacau.
Pada
komponen abiotik terdapat plastik, dengan prosentase 0,9 %. Karet dengan
prosentase 0,3 %. Daun kering dengan prosentase 25,7 %. Batang kering dengan
prosentase 3 %. Biji kering dengan prosentase 1,5 %, tanah, udara, dan cahaya
matahari.
Yang
mana dalam dalam komponen biotik, abiotik, dan lingkungannya saling adanya timbal balik, misalnya rumput
dan tumbuh-tumbuhan lain tumbuh diatas tanah, dimana akar –akar tumbuhan
tersebut mengambil air dan mineral untuk proses fotosintesis. Proses
fotosintesis juga memerlukan gas CO2 dan sinar matahari. Gas CO2
dapat diperoleh dari dari udara bebas hasil dari respirasi/sisa dari
respirasi dari makhluk hidup. Dan fotosintesis adalah oksigen dan zat makanan
yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
Dalam
ekosistem terdapat tingakatan-tingkatan komponen biotiknya, yaitu individu,
populasi, dan komunitas. Dari hasil pengamatan yang dimaksud individu adalah
makhluk hidup yang tunggal, yaitu rumput C, seekor ulat, seekor belalang, dan
seekor nyamuk. Kemudian setelah diamati, ternyata makhluk hidup tersebut tidak
hidup secara sendiri-sendiri, namun ditemukan adanya banyak tumbuhan dan hewan
yang sejenis. Kumpulan dari individu-individu ini disebut populasi. Kemudian
dari satu wilayah pengamatan terdapat bberapa populasi, yaitu misalnya populasi
rumput , populasi semut, populasi serangga, dan lain-lain. Kumpulan populasi
itu diebut komunitas.
Dari
prosentase komponen biotik dan abiotik ekosistem yang diamati adalah ekositem
seimbang tetapi jika dilihat dari tingkat produsen dan konsumen , karena
prosentase produsen, yaitu rerumputan lebih banyak daripada prosentase
konsumennya. Tetapi dari segi keseluruhan komponen biotik lebih banyak daripada
komponen abiotiknya, yaitu komponen abiotik prosentasenya 31,9 % dan sisanya
merupakan komponen biotik, sehingga ekosistem yang diteliti merupakan ekosistem
tidak seimbang karena rerumputan dalam ekosistem yang kami teliti cukup lebat
dan komponen abiotiknya terlalu sedikit.
VIII. Penutup
8.1 Kesimpulan
·
Dalam ekosistem terdapat komponen biotik
dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri dari makhluk hidup,
yang terdiri dari tumbuhan sebagai produsen, hewan sebagai konsumen, dan
bakteri atau jamur sebagai dekomposer. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari
makhluk tak hidup yang terdiri atas tanah sebagai temapt hidup komponen biotik,
matahari sebagai sumber utama bagi produsen. Bahan-bahan yang mati yang akan
diuraikan oleh dekomposer.
8.2 Saran
1. Jagalah
kebersihan laboratorium
2. Sebelum
praktikum praktikan harus menguasai materi terlebih dahulu.
.
Daftar Pustaka
Aminuddin,
1989. Biologi. Jakarta: Erlangga
Anshory,
I. 1984. Biologi Umum. Bandung: Ganse
Exact
Kamajaya.
1996. Sains Biologi. Bandung: Ganesa
Exact
Soemarwoto,
Idjah, dkk. 1980. Biologi Umum.
Jakarta : Gramedia
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Universitas Jember
0 Response to "Mengenal Ekosistem"
Post a Comment