Golongan darah
PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“GOLONGAN
DARAH PADA MANUSIA ”
NAMA
: JAHROTUL JANNAH
NIM : 130210103009
KELOMPOK : 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I.
JUDUL
Golongan
darah pada manusia.
II.
TUJUAN
Setelah
selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah
pada manusia.
III.
DASAR
TEORI
Manusia tersusun dari
berbagai jaringan, cairan, dan sebagainya. Cairan jaringan pada manusia adalah
92% dan 8% adalah merupakan darah. Darah merupakan unit
fungsional seluler pada makhluik hidup yang bersifat cair dan
berperan untuk membantu proses fisiologis. Fungsi darah secara umum adalah :
1. Mengangkut zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh dan
mengangkut sisa-sisametabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan.
2. Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit
3. Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses
fisiologis
4. Menjaga stabilitas suhu tubuh
5. Menjaga keseimbangan asam basa jaringan tubuh untuk
menghindari kerusakan.
(Pratiwi.
2006:67)
Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel
darah merah ( Nason, 1965: 603).
Golongan
darah orang dibagi atas beberapa golongan berhubungan dengan berbedanya susunan
protein darahnya. Protein yang memegang peranan untuk ini ialah antigen dan
aglutinin. Antigen adalah protein yang terdapat dalam eritrosit ( Yatim,
1987: 211 ).
Setiap
saat, dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang di
butuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut
berperan dalam sirkulasi untuk melakukuan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja bersama-sama
membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang
berperan dalam peredaran zat-zat yang penting ke seluruh tubuh ini adalah darah
( Moekti, 2008: 46).
Kesukaran pertama dalam transfusi darah disebabkan
karena terjadinya penggumpalan sel-sel darah. Gumpalan-gumpalan sel darah merah
tidak dapat lewat melalui pembuluh darah kapiler, yang menjadi tersumbat
karenanya. Bila banyak pembuluh kapiler yang tersumbat, sistem peredaran darah
akan tersumbat dan mungkin akan menyebabkan kematian. Landstainer telah
mendemostrasikan bahwa penggumpalam sel darah merah terjadi karena adanya suatu
reaksi antara zat-zat pada membran sel darah merah dan zat-zat dalam plasma.
Dalam darah setiap orang, zat-zat yang bereaksi tidak terdapat secara
bersama-sama. Tetapi karena masing-masing individu memiliki rangkaian zat yang
berbeda dari individu lainnya. (Waluyo,1993:50)
Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO,
dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya
diletakkan pada sebuah slide mikroskop. Setetes serum yang mengandung aglutinin
anti A (dari darah golongan B) diteteskan pada salah satu tetes darah sedangkan
tetes serum yang mengandung aglutinin anti B (dari darah golongan
A)
diteteskan pada tetes darah lainnya.
a. Jika serum anti A menyebabkan aglutinasi pada tetes
darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)
b. Jika serum anti B menyebabkan aglutinasi, individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B)
c. Jika kedua serum anti A dan anti B menyebabkan
aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan
darah AB)
d. Jika kedua serum anti A dan anti B tidak mengakibatkan
aglutinasi, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinigen(golongan darah
O). (Sudjaji, 2005:38)
Golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu sistem
ABO, sistem MN dan sistem rhesus.
1. Sistem ABO
Sistem
ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K. Landsteiner pada tahun 1900,
menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam diantaranya:
· Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen A dan serumnya dapat membuat aglutinin (beta)
· Golongan darah B, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen B dan serumnya dapat membuat aglutinin (alfa)
· Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serumnya tidak
dapat membuat aglutinin
· Golongan darah O, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya tidak terdapat aglutinigen, tetapi serum darahnya dapat membuat
aglutinin alfa dan aglutinin beta. (Waluyo,2010:173)
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis
antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut
dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah
merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah
A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif
atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B
pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A
dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah B-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah
merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen
A maupun B. Sehingga orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien
universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah
tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga
orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang
dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun
orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama
O-negatif. (Winotasara,1993:53)
2. Sistem MN
Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Levine telah
menemukan golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N
pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
· Golongan darah M, mengandung antigen M
· Golongan darah N, mengandung antigen N
· Golongan darah MN, mengandung antigen M dan antigen N.
(Waluyo,2010:174)
3. Sistem Rhesus
Pada sistem Rhesus dikenal 2 jenis darah yaitu Rhesus
+ dan Rhesus -. Rhesus + mengandung antigen faktor Rhesus dalam eritrositnya,
tak ada aglutininnya dalam plasma. Sedangkan orang yang berjenis Rhesus – tak
mengandung antigen faktor Rhesus, juga tak mengandung aglutininnyadalam plasma.
Kalau donor Rh+, resipien Rh- tak terjadi penggumpalan karena pada darah
resipien itu tidak ada aglutininnya. Kalau donor Rh-, resipien Rh+ juga tak
terjadi penggumpalan karena tak ada aglutinin resipien dan tak ada antigen
donor yang harus digumpalkan.
Pada kaum ibu hamil sistem Rhesus ini ada juga
peranannya sekedar. Kalau ibu itu mengandung embrio berjenis Rh+ (suami Rh+)
sedang ia berjenis Rh-, sebagian antigen embrionya akan merembes ke dalam
peredaran darah ibu dan terbentuk aglutinin. Sampai bayi lahir belum apa-apa.
Tapi kalau ibu mengandung embrio berjenis Rh+ kedua kalinya, dalam tubuhnya
sudah terbentuk banyak aglutinin. Sehingga mampu menggumpalkan eritrosit
embrionya, lahirlah bayi yang mengidap anemia yang parah dan sering menyebabkan
kematian sang bayi. (Yatim,1987:213).
Komponen Darah
Volume darah manusia adalah sekitar 8% dari berat
tubuhnya. Darah tersusun atas dua komponen yaitu yang pertama plasma darah
kemudian yang kedua sel-sel darah dan keping-keping darah. Di dalam tubuh,
sel-sel darah tidak dapt memisahdari plasma darah karena teradu selama proses
sirkulasi. Sel-sel darah dan keping-keping darah dapat dipisahkan dari plasma
darah dengan melalui proses sentrifugasi.
a. Plasma
darah
Plasma darah cairan yang berwarna kekuning-kuningan,
tersusun atas air, dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam
amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam mineral.
Fungsi
dari plasma darah adalah:
· Sebagai pelarut
bahan-bahan kimia
· Membawa
mineral-mineral terlarut, glukosa, asam amino, vitamin, karbondioksida dan
bahan-bahan buangan
· Menyebarkan panas
dari organ yang lebih panas ke organ yang lebih dingin
· Menjaga
keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.
Plasma mengandung protein seperti lipoprotein,
fibrinogen berfungsi dalam pembekuan darah, globulin berperan dalam pertahanan
tubuh, albumin berperan dalam membantu aliran darah dan mengatur tekanan
osmotik darah, antihemophilic globulin berfungsi mencegah hemofilia, tromboplastin
berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama protombin dan fibrinogen,
immunoglobulin berfungsi untuk kekebalan tubuh(abtibodi). Protein-protein
tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan yang disebut serum.
(Waluyo,2010:175)
b. Sel
darah
· Sel darah
merah(Eritrosit)
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram, dengan
diameter 7,5 m da ketebalan 2 m. Tengah-tengah dari cakram tersebut
lebih tipis(1 m) daripada tepinya. Bentuk “bikonkaf” yang menarik ini
mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Pada orang
dewasa, sel darah merah dibentuk dari sel-sel “pokok” yang terletak dalam
sumsum tulang, terutama dalam tulang-tulang rusuk, sternum(tulang dada), dan
vertebra(tulang-tulang belakang). Pada waktu mula-mula dibentuk, sel darah
merah mempunyai sebuah nukleus dan hemoglobin tidak begitu banyak. Akan tetapi,
ketika dewasa jumlah hemoglobin dalam sel naik sampai 280 juta molekul –
menunjukkan 90% bobot bersih sel. Kemudian pada akhir dari proses sintesis
hemoglobin ini, nukleus diperas keluar dari sel. (Kimball,1990:516)
· Sel darah
putih(Leukosit)
Leukosit merupakan sel yang memiliki fungsi khusus
untuk mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme. Leukosit merupakan sel
yang memiliki sifat seperti Amoeba, yaitu bentuknya dapat berubah-ubah,
leukosit dapat bergerak bebas, bahkan dapat keluar dari pembuluh darah dan
masuk ke dalam jaringan lain yang terinfeksi mikroorganisme. Ukuran leukosit
lebih besar dari eritrosit, tetapi jumlahnya dalam tubuh lebih sedikit. Darah
manusia memiliki lima macam leukosit tetapi berdasarkan ada dan tidaknya
granuler pada selnya. Kelima macam leukosit tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu leukosit yang bergranuler(granulosit)dan tidak
bergranula(agranulosit). (Waluyo,2010:178)
c. Keping
darah
Trombosit atau keping-keping darah memiliki bentuk
tidak teratur, tidak memiliki inti sel dan berukuran sangat kecil(hanya
berdiameter 2 m). Jumlahnya di dalam darah sekitar 150-400 ribu/ .
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka pada
pembuluh darah, dengan demikian darah tidak banyak terbuang. Trombosit beredar
di dalam darah dan dibentuk oleh sel-sel besar yang ada di dalam sumsum tulang.
Mekanisme pembekuan darah adalah sebagai berikut. Saat pembuluh darah terluka
atau terpotong, darah akan keluar. Trombosit akan pecah dan membebaskan enzim
trombokinase. Enzim ini akan mengubah protombin menjadi trombin dengan bantuan
ion kalsium dan vitamin K. Trombin yang terbentuk selanjutnya akan mengubah
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang akan menutup luka sehingga
pendarahan akan dihentikan. (Waluyo,2010:180)
VI. METODE
PRAKTIKUM
·
Alat
1.
Tusuk gigi
2.
Pinset
3.
Pensil
4.
Lanset/jarum steril
5.
Gelas objek
·
Bahan
1.
Serum A dan B
2.
Alkohol 70%
3.
Kapas
4.
Darah segar manusia
·
Langkah Kerja
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Nama
|
Hasil pengamatan
|
Keterangan
|
1.
Jahrotul Jannah
|
|
Golongan
Darah O
|
2.
Widiet Nurcahyo
|
|
Golongan Darah B
|
3.
Sheila Nurvatisna
|
|
Golongan Darah AB
|
4.
Zainatuh Arifah
|
|
Golongan Darah AB
|
5.
Ahmad Habib
|
|
Golongan Darah B
|
6.
Fariz Imam U
|
|
Golongan Darah B
|
V.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, untuk
mengetahui golongan darah seseorang digunakan serum A dan serum B, dengan
probandus berjumlah 6 orang.
Berikut adalah tabel dari hasil pengamatan
dari praktikum.
NO
|
Nama
|
Golongan
|
Probandus
|
Darah
|
|
1
|
Jahrotul Jannah
|
O
|
2
|
Widiet Nurcahyo
|
B
|
3
|
Sheila Nurvatisna
|
AB
|
4
|
Zainatuh Arifah
|
AB
|
5
|
Ahmad Habib
|
B
|
6
|
Fariz Imam Utomo
|
B
|
Dari tabel diatas, golongan darah
probandus diperoleh dengan menggunakan darah probandus yang diberi serum A dan
serum B. Kebanyakan probandus bergolongan darah B , tidak ada yang bergolongan
A.
Pada
probandus pertama Jahrotul Jannah memiliki golongan darah O karena pada saat
darahnya ditetesi dengan serum Anti-A dan serum Anti-B, setelah di amati
keduanya tidak terjadi penggumpalan itu disebabkan pada darah probandus pertama
tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Jahrotul Jannah bergolongan darah O
Pada
probandus kedua Widiet Nur Cahyo memiliki golongan darah B. Disimpulkan seperti
itu karena saat tetesan darah Widiet yang berada pada gelas objek A yang di
tetesi dengan seru Anti-A dan dan Gelas Objek B yang di tetesi dengan serum
Anti-B, ternyata pada gelas objek yang B yang mengalami penggumpalan (
aglutinasi ). Dengan kata lain, darah Widiet mempunyai aglutinogen B yang bereaksi
dengan serum Anti-B, sehingga dapat di simpulkan bahwa Widiet bergolongan darah
B.
Pada
probandus ketiga Sheila Nurvatisna. Di dapatkan hasil golongan darahnya AB. Hal
tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darah probandus ditetesi dengan
serum Anti-A dan serum Anti-B, keduanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan
tersebut terjadi karena darah probandus memiliki aglutinogen A dan aglutinogen
B yang bereaksi dengan antibodi (Aglutinin) yang dikenal dengan Anti-A dan
Anti-B
Pada
probandus keempat yaitu Zainatuh Arifah yang memiliki golongan darah yang sama
dengan probandus ketiga di dapatkan hasil golongan darahnya AB. Hal tersebut
dapat disimpulkan karena saat tetesan darah probandus ditetesi dengan serum
Anti-A dan serum Anti-B, keduanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan tersebut
terjadi karena darah probandus memiliki aglutinogen A dan aglutinogen B yang
bereaksi dengan antibodi (Aglutinin) yang dikenal dengan Anti-A dan Anti-B.
Sehinnga Zainatuh Arifah bergolongan darah AB
Pada
probandus kelima Ahmad Habib memiliki golongan darah B. Disimpulkan seperti itu
karena saat tetesan darah Habib yang pada gelas objek A yang di tetesi dengan
serum Anti-A dan dan gelas objek B yang di tetesi dengan serum Anti-B, ternyata
pada gelas objek yang B yang mengalami penggumpalan ( aglutinasi ). Dengan kata
lain, darah Habib mempunyai aglutinogen B yang bereaksi dengan serum Anti-B,
sehingga dapat di simpulkan bahwa Ahmad Habib bergolongan darah B.
Pada
probandus terakhir Fariz Imam U memiliki golongan darah yang sama dengan Habib
yaitu golongan darah B. Disimpulkan seperti itu karena saat tetesan darah Fariz
yang pada gelas objek A yang di tetesi dengan serum Anti-A dan dan gelas objek
B yang di tetesi dengan serum Anti-B, ternyata pada gelas objek yang B yang
mengalami penggumpalan ( aglutinasi ). Dengan kata lain, darah Fariz mempunyai
aglutinogen B yang bereaksi dengan serum Anti-B, sehingga dapat di simpulkan
bahwa Fariz Imam Utomo bergolongan darah B.
Dari hasil
pengamatan yang di dapatkan, maka
pada suatu saat masing-masing probandus
jika membutuhkan tranfusi darah, dapat di lakukan serah terima darah seperti di
bawah ini :
·
Jahrotul Jannah : golongan darah O
·
Widiet Nurcahyo, Ahmad Habib, Fariz Imam
U : golongan darah B
·
Sheila Nurvatisna dan Zainatuh Arifah : golongan drah AB
Jahrotul Jannah dapat mendonorkan darahnya kepada
semua probandus, namun ia hanya bisa menerima kepada sesamanya yang bergolongan
darah O, sehingga golongan darah Jahrotul Jannah disebut donor Universal .
Widiet, Habib Dan Fariz
apabila memerlukan pendonoran darah , mereka dapat menerima dari Jahrotul
Jannah. Namun mereka hanya bisa mendonorkan darahnya kepada sesamanya dan bisa
juga kepada Sheila dan Zainatuh
Sheila dan Zaintuh
apabila memerlukan donor darah, dia bisa menerima pendonoran darah dari semua
probandus, tetapi mereka tidak bisa mendonorkan darahnya kepada probandus
lainnya. Sehinnnga golongan darah Sheila
dan Zainatuh disebut dengan resipien universal.
VI.
PENUTUP
v Kesimpulan
Ø Golongan
darah A mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan aglutinin (antibodi) anti-B
Ø Golongan
darah B mengandung aglutinogen (antigen) tipe B dan aglutinin (antibodi) anti-A
Ø Golongan
darah AB mrengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan tipe B, tetapi tidak
mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dananti-B
Ø Golongan
darah O tidak mengandung aglutinogen (antigen),tetapi mengandung aglutinin
anti-A dan anti-B
Ø Golongan
darah O disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen untuk
diaglutinasi, sehinnga dapat diberikan kepada semua golongan darah.
Ø Golongan
darah AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin dalam
plasmanya,sehinnga dapat menerima darah dari semua golongan darah.
v Saran
Dalam
praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-kali menggunakan
jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena ditakutkan adanya
penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball,John.W.
1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Moekti.2008. Praktis Belajar
Biologi. Jakarta: Grasindo
Nason, Alvin. 1965.
Text Book of Modern Biology. United States of America : John & Wiley
& Sons, Inc
Pratiwi, D.A.20006. Biologi. Jakarta:Erlangga
Sudjaji.
2005. Biologi Sains Dalam Kehidupan 2A. Surabaya : yudhistira
Waluyo,Joko
.1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : unej
Waluyo,Joko.2010. Biologi
Umum. Jember : unej
Winotasara
dkk. Biologi Umum. Jakarta : Depdikbud
Yatim,Wildan.
1987. Biologi. Bandung : Tarsito
0 Response to "Golongan darah"
Post a Comment